Gaveson adalah Adonis yang serakah di istana, Raja menimbun semua yang dimilikinya, mengosongkna perbendaharaannya kepada kekasihnya yang laki-laki itu.
Para baron bangkit, mereka menangkapnya dan setelah pengadilan palsu memotong kepalanya di Blacklow Hill, dekat Warwick.
Raja yang bodoh menangis seperti anak kecil, sementara Inggris semakin hari semakin buruk.
Serangkaian perang bencana di utara, lalu tiga tahun kelaparan terburuk di Inggris, membuat para baron tidak mempercayai raja mereka yang lemah.
Isabella menjadi satu-satunya mata rantai yang menjauhkan mereka dari perang saudara.
Edward yang tidak stabil segera memutuskan hubungan itu, lalu mengambil dua kekasih favorit baru, yaitu Hugh le Despenser, dan Earl of Winchester, juga putra Despenser yang beranjak dewasa, Hugh.
Keserakahan rupanya mendorong dua orang ini untuk memiliki pengaruh yang lebih besar atas Raja, sampai akhirnya para baron memberontak.
Saat itulah, untuk aman dari pertempuran, Isabella pergi untuk tinggal di Menara London, dan di sana bertemu penggemarnya, Mortimer.
Di Prancis, dengan cinta mereka yang menjadi rahasia umum, Isabella membuat kartu as lain.
Memahami karakter suaminya yang ragu-ragu, dia pun mengusulkan agar putra dan pewaris mereka, Edward III, menguasai dua wilayah di Prancis dan mengirim untuk melakukan penghormatan kepada Raja Prancis.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR