"Kesalahan informasi yang disebarkan oleh Kantor Luar Negeri Inggris adalah bukti lain jika negara-negara NATO ini, yang dipimpin oleh Anglo-Saxons yang menjadi penyebab meningkatnya ketegangan di Ukraina.
"Kami menyeru Kantor Luar Negeri Inggris untuk menghentikan aktivitas provokasi, hentikan penyebaran omong kosong dan fokus dalam mempelajari sejarah 'Tatar-Mongol yoke'," papar seorang perwakilan Kementerian Luar Negeri Rusia kepada TASS.
Tatar-Mongol yoke adalah ketika bangsa Mongol menyerang Eropa, di mana Kekaisaran Mongol menyerang dan menguasai Kievan Rus di abad ke-13, menghancurkan sejumlah kota, termasuk Ryazan, Kolomna, Moskow, Vladimir, dan Kiev dengan kota besar yang lolos dari penghancuran hanyalah Novgorod dan Pskov.
Sekretaris Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan, "informasi yang dirilis hari ini menyoroti masalah aktivitas Rusia yang dirancang untuk mengalahkan Ukraina, dan merupakan pandangan ke dalam pemikiran Kremlin.
"Rusia harus melakukan gencatan senjata, mengakhiri kampanye agresi dan penyebaran hoax serta mengejar jalan diplomasi," ujar Truss.
"Seperti yang dikatakan Inggris dan mitra-mitra kami lainnya, inkursi apapun dari militer Rusia ke Ukraina akan menjadi kesalahan strategis besar-besaran dengan biaya mahal."
Pernyataan Inggris ini sama dengan informasi yang dimiliki oleh Amerika Serikat.
Dalam pernyataan Sabtu lalu, Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden bertemu dengan tim keamanan nasionalnya untuk mendiskusikan "aksi agresif Rusia yang berkelanjutan terhadap Ukraina."
Presiden dikabari mengenai operasi militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan "berdiskusi mengenai upaya kami menurunkan ketegangan situasi dengan diplomasi dan penanganan lain yang dikoordinasikan dengan sekutu dan mitra kami, termasuk pengiriman bantuan keamanan ke Ukraina," tambahnya.
"Presiden Biden lagi-lagi mengafirmasi jika Rusia menyerang Ukraina, maka AS akan menerapkan sanksi dan konsekuensi parah kepada Rusia dengan sekutu dan mitra kami," papar Gedung Putih.
KOMENTAR