Intisari-Online.com - Dalam beberapa bulan terakhir, Rusia mengerahkan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.
Barat dan Ukraina kemudian menuduh langkah Rusia tersebut sebagai persiapan invasi.
Namun, Rusia telah menolak klaim ini.
Rusia bersikeras bahwa mereka tidak berniat menginvasi Ukraina.
Rusia juga menekankan bahwa mereka memiliki hak untuk memindahkan pasukan di dalam wilayahnya sendiri.
Rusia juga telah menyatakan keprihatinan atas aktivitas militer NATO di dekat perbatasannya dan dukungan militer yang sedang berlangsung untuk Ukraina, termasuk peningkatan jumlah instruktur Barat di Donbas.
Melansir The EurAsian Times, Sabtu (22/1/2022), kedutaan AS di Kiev mengatakan pada hari Jumat bahwa Amerika Serikat (AS) telah mengirimkan sekitar 200.000 pound (100 ton) bantuan mematikan ke Ukraina.
Bantuan itu dikirim sebagai bagian dari pengiriman pertama bantuan militer baru yang diarahkan oleh Presiden Joe Biden di tengah ketegangan di perbatasan Ukraina-Rusia.
“Pengiriman bantuan pertama yang baru-baru ini diarahkan oleh Presiden Biden ke Ukraina tiba di Ukraina malam ini. Pengiriman ini mencakup hampir 200.000 pon bantuan mematikan, termasuk amunisi untuk para pembela garis depan Ukraina. Pengiriman - dan $ 2,7 miliar USD sejak 2014 - menunjukkan komitmen AS untuk membantu Ukraina meningkatkan pertahanannya dalam menghadapi agresi Rusia yang berkembang,” tulis kedutaan di Twitter.
Pada hari Selasa, Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa Washington akan terus memberikan bantuan militer ke Ukraina, dengan pasokan baru yang diperkirakan akan tiba selama beberapa minggu mendatang.