Intisari-Online.com – Ratu Cleopatra adalah anggota terakhir dari dinasti Ptolemeus yang memerintah Mesir antara 323 SM dan 30 SM.
Dalam budaya Barat, Cleopatra lebih dikenang sebagai kekasih Julius Caesar dan Mark Anthony, dua jenderal Romawi paling terkenal saat itu.
Namun, bagi orang Arab dan Afrika, kecerdasan serta keterampilan diplomatik dan linguistiknyalah yang paling diingat.
Meski Cleopatra bukan satu-satunya Ratu Mesir Kuno, namun dialah yang paling terkenal.
Dua ribu tahun sejak kematiannya, hidupny amasih mempesona banyak orang di seluruh dunia.
Tidak jelas tahun pasti kelahiran Cleopatra, namun konsensus di antara para sejarawan menyebutkan bahwa dia lahir pada tahun 70 SM atau 69 SM.
Ayahnya, Ptolemy XII, adalah seorang raja Mesir dan anggota dinasti Ptolemeus yang memerintah Mesir selama hampir tiga abad.
Pendiri dinasti tersebut adalah Ptolemy I, seorang jenderal Alexander Agung yang mengambil alih Mesir setelah kematian Alexander pada 323 SM.
Oleh karena itu, Ratu Cleopatra adalah seorang etnis Makedonia, bukan Mesir.
Setelah kematian ayahnya pada tahun 51 SM, dia menjadi penguasa bersama Mesir dengan Ptolemy XIII, adik laki-laki yang juga menjadi suaminya.
Namun, keduanya kemudian jatuh karena upaya Cleopatra memonopoli kekuasaan.
Dia kalah dalam perebutan kekuasaan berikutnya dan melarikan diri ke Suriah.
Untuk mendapatkan kembali kekuasaan, dia mencari dan menerima bantuan dari jenderal Romawi yang berkuasa, yaitu Julius Caesar,yang baru saja mengakhiri perang dengan musuh bebuyutannya, Pompey.
Mereka kemudian mengalahkan Ptolemy XIII, memungkinkan Cleopatra kembali berkuasa sebagai penguasa kedua dengan adiknya yang lain, Ptolemy XIV.
Selain menjadi ratu lagi, Cleopatra juga menjadi kekasih Caesar sampai kematiannya pada tahun 44 SM.
Cleopatra kemudian menjadi istri Mark Anthony, salah satu jenderal Caesar.
Hubungan mereka berlangsung dari 41 SM sampai 30 SM ketika mereka berdua meninggal setelah kekalahan oleh Oktavianus, yang kemudian menjadi Kaisar Augustus Caesar.
Sebagai kekasih dari dua pria paling berkuasa di Roma saat itu, Cleopatra dianggap seabgai wanita dengan kecantikannya yang tidak terbayangkan.
Begitulah budaya populer menggambarkan Cleopatra.
Kecantikan yang dirasakannya, sebenarnya lebih merupakan spekulasi daripada kebenaran.
Faktanya, kemungkinan besar dia adalah wanita dengan kecantikan rata-rata menurut standar saat itu, melansir Historical Eve.
Lihat saja, koin-koin Mesir Kuno yang masih bertahan tidak menampilkan citra yang konsisten dari ratu terkenal itu.
Pada beberapa koin, dia terlihat lebih ‘macho’ dengan hidung bengkok, sementara di beberapa koin lagi, dia memiliki penampilan rata-rata.
Citra penampilan rata-rata ini ditegaskan oleh sejarawan Plutarch yang menulis bahwa bukan kecantikannya yang membuatnya tertarik pada pria yang berkuasa, melainkan karakter, kecerdasan, suara manis, dan pesonanya.
Ketika bertemu pertama kali, Cleopatra baru berusia 22 tahun, sementara Caesar berusia 52 tahun dan dia adalah orang paling berkuasa di Roma.
Perbedaan usia, tidak menghentikan Cleopatra untuk memikat hati Caesar melalui kombinasi kecerdasan, intelektualitas, dan sensualitas.
Begitu terpesonanya Caesar oleh ratu muda itu sehingga dia tidak hanya menjadikannya kekasih, tetapi juga mengembalikannya ke takhta Mesir.
Hubungan mereka menghasilkan seorang putra, yaitu Ptolemy Caesar atau Caesarion (Kaisar Kecil).
Ketika Julius Caesar kembali ke Roma pada 47 SM, Cleopatra mengikutinya beberapa bulan kemudian.
Cleopatra tinggal di Roma bersama putra dan saudara laki-lakinya sampai pembunuhan Caesar terjadi pada tahun 44 SM.
Setelah kematian kekasihnya yang kejam itu, Cleopatra kembali lagi ke Mesir.
Setelah pembunuhan Caesar, Cleopatra kembali terlibat secara aktif dalam kekacauan berikutnya di Roma yang berakhir dengan kematiannya dan kehancuran Republik Romawi.
Menyusul kemenangan Oktavianus, Mark Anthony, dan Lepidus atas pembunuhan Caesar, Cleopatra kembali merayu Mark Anthony seperti yang dilakukannya pada Caesar.
Cleopatra pun menjadi istri Mark Antony dan dalam perjuangan suaminya melawan Oktavianus, Cleopatra mendampingi Anthony.
Keputusan itu terbukti menentukan karena ketika perang berakhir, keduanya bunuh diri setelah kekalahan mereka.
Meskipun legenda mengatakan bahwa Cleopatra mati karena ular berbisa yang menggigitnya, kemungkinan besar dia meninggal setelah meminum racun yang selalu dibawanya.
Lima mitos ini terungkap tentang Cleopatra:
1. Ratu Cleopatra diselundupkan dalam permadani
Menurut penulis biografi Yunani, Plutarch, Ratu Cleopatra diselundupkan dalam permadani ke dalam istana, tetapi sulit untuk membuktikan hal ini terjadi.
Tampaknya tidak mungkin bagi Caesar yang disebut sebagai salah satu pria paling kuat di dunia, akan menyambut paket mencurigakan ke kamarnya, lagipula tidak ada alasan bagi Cleopatra untuk tidak muncul lebih awal dan membuat pintu masuk yang lebih elegan.
2. Ratu Cleopatra adalah seorang ‘femme fatale’
Ide bahwa Cleopatra berkeliaran di antara orang-orang kuat, merayu, dan memanipulasi tanpa tahu siapa yang menjadi ayah dari anak-anaknya, adalah hasil dari kampanye kotor kuno yang dilakukan terhadapnya oleh pejabat Romawi.
Faktanya, ada bukti bahwa dia bersama dua orang, yaitu Julius Caesar dan Mark Antony.
3. Ratu Cleopatra adalah orang Mesir
Dia adalah firaun Mesir yang paling terkenal sepanjang masa, namun bukanlah orang Mesir sama sekali, karena Cleopatra adalah orang Yunani.
Garis keluarganya adalah Ptolemy, salah satu jenderal Alexander Agung, dan meski keluarganya tinggal di Mesir selama lebih dari 300 tahun, dia dianggap sebagai orang Yunani.
Ratu Cleopatra termasuk langka, karena dia bisa berbicara bahasa Mesir, tidak seperti kebanyakan pendahulunya.
4. Ratu Cleopatra memakai janggut palsu
Konsep ratu Mesir yang memakai janggut palsu berasal dari kepercayaan Mesir bahwa dewa Osiris memiliki janggut besar, mendorong firaun Mesir untuk melakukan hal yang sama untuk menetapkan diri mereka sebagai makhluk ilahi.
Pada saat Ratu Cleopatra, tradisi ini telah mati, dan tidak ada catatan tentang dia mengenakan janggut palsu.
Satu-satunya firaun wanita yang diketahui mengenakannya adalah Hatshepsut.
5. Ratu Cleopatra meninggal karena gigitan ular
Mitos ini mendapat momentum karena lukisan Ratu Cleopatra memegang ular di dadanya saat dia meninggal.
Namun, kisah ini diragukan, terutama karena seekor ular tidak akan menyebabkan kematian yang cepat seperti yang dilaporkan tentang Ratu Cleopatra.
Kemungkinan besar dia meminum kombinasi racun.
Lalu, ide bahwa ular menggigit payudaranya tentu saja tidak benar, karena semua sumber kuno menyatakan bahwa ular menggigit lengannya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari