Menguak 'Garis Waktu' Peradaban Mesir Kuno dari Kekuasaan Firaun Tutankhamun Sampai Cleopatra Berkuasa, Apa yang Membuat Peradaban Mesir Kuno Runtuh?

May N

Penulis

Ilustrasi mumi Mesir Kuno.

Intisari - Online.com -Kisah unik mengenai mumi, firaun dan Mesir Kuno selalu menarik perhatian.

Namun sejarah lengkap berapa lama peradaban Mesir Kuno bertahan belum sepenuhnya jelas.

Sebelumnya Intisari Online sudah menjelaskan sebagian dari rentang garis waktu peradaban Mesir Kuno di sini.

Nah, berikut adalah kelanjutan dari penjabaran sebelumnya, melanjutkan dari Periode Menengah Pertama.

Baca Juga: Menyamar Sebagai Pria, Ini Firaun Wanita Misterius yang Memerintah Mesir Kuno Sebelum Tutankhamun, Arkeolog Beberkan Bukti-buktinya

Kerajaan Tengah: Dinasti ke-12 (2055 - 1786 SM)

Setelah penguasa terakhir dari dinasti ke-11, Mentuhotep IV, terbunuh, tahta diberikan kepada perdana menterinya, yang menjadi Raja Amenemhet I, pendiri dinasti ke-12.

Ibukota baru didirikan di It-towy, selatan Memphis, sementara Thebes tetap menjadi pusat keagamaan.

Selama masa Kerajaan Tengah, Mesir sekali lagi makmur seperti era Kerajaan Lama.

Baca Juga: Warga Mesir Ketakutan Setengah Mati dengan Mitos Ini, Ada Apa di Balik Kisah 'Kutukan Firaun', Benarkah Jika Mumi Raja-raja Mesir Diusik Bakal Berakibat Fatal?

Raja-raja dinasti ke-12 memastikan suksesi halus dari garis keturunan mereka dengan membuat masing-masing penerus tahta sebagai wakil bupati, strategi yang dimulai dari Amenemhet I.

Kerajaan Tengah Mesir mengejar kebijakan luar negeri yang agresif, mengkolonisasi Nubia (yang kaya akan emas, kayu hitam, gading dan sumber daya lainnya) dan memukul mundur orang Badui yang telah masuk ke Mesir selama Periode Menengah Pertama.

Kerajaan juga membangun hubungan diplomatik dan perdagangan dengan Suriah, Palestina dan negara-negara lain; melaksanakan proyek pembangunan termasuk benteng militer dan tambang; dan mengembalikan pembangunan piramida ke tradisi Kerajaan Lama.

Kerajaan Tengah mencapai puncaknya di bawah Amenemhet III (1842 - 1797 SM); dan turun di bawah Amenenhet IV (1798 - 1790 SM) dan lanjut di bawah adik perempuannya dan penerusnya, Ratu Sobeknefuru (1789 - 1786 SM), yang merupakan penguasa wanita Mesir pertama dan penguasa terakhir dinasti ke-12.

Baca Juga: Memiliki Darah Roma-Mesir Akibat Persekongkolan Ibunya, Sejak Kecil Sosok Penyandang Gelar Firaun Terakhir Ini Sudah Dikorbankan demi Kepentingan Politik hingga Runtuhnya Kerajaan Mesir

Periode Menengah Kedua (1786 - 1567 SM)

Dinasti ke-13 menandai dimulainya periode gonjang-ganjing lain dari sejarah Msir, ketika pergantian tahta dengan cepat dari para raja yang gagal membangun kekausaan.

Konsekuensinya, selama Periode Menengah Kedua Mesir terbagi dari beberapa daerah dan pengaruh beberapa orang.

Kerajaan dengan resmi berdiri di Thebes, sedangkan dinasti musuh (ke-14) berpusat di kota Xois di delta Nil, tampaknya telah ada di waktu yang sama dengan dinasti ke-13.

Baca Juga: Padahal Dikenal Zalim dan Kejam, Ilmuwan Dibuat Syok Saat Tahu Misteri Patung Firaun Mesir Berusia 4.300 Ini,JustruDitemukan di Salah Kota di Israel dalam Kondisi Begini

Sekitar 1650 SM, garis penguasa asing dikenal sebagai Hyksos mengambil kesempatan dari ketidakstabilan Mesir untuk mengambil kekuasaan.

Penguasa Hyksos di dinasti ke-15 mengadopsi dan melanjutkan banyak tradisi Mesir yang sudah ada di pemerintahan sebagaimana di budaya.

Mereka berkuasa bersamaan dengan penguasa asli Theban dari dinasti ke-17, yang memegang kontrol hampir sebagian besar Mesir selatan walaupun harus membayar pajak kepada Hyksos (dinasti ke-16) bervariasi diyakini antara Theban atau Hyksos).

Konflik perlahan muncul antar kedua negara, dan Theban meluncurkan perang melawan Hyksos tahun 1570 SM, membuat mereka keluar dari Mesir.

Baca Juga: Inilah Simbol Kekuatan yang Digunakan Bangsa Mesir Kuno dan Artinya, Salah Satunya Mewakili Portal dari Kematian Menuju Kehidupan Setelah Kematian

Kerajaan Baru (1567 - 1085 SM)

Di bawah Ahmoses I, raja pertama dari dinasti ke-18, Mesir kembali bersatu, selama pemerintahan dinasti ke-18, Mesir meraih kekuasaannya atas Nubia dan memulai kampanye militer di Palestina, melawan kekuatan lain di wilayah itu seperti Mitannians dan Hittites.

Negara itu menjadi kekaisaran terbesar pertama di dunia, dari Nubia sampai Sungai Eufrat di Asia.

Ditambah lagi dengan raja-raja kuat seperti Amenhotep I (1546 - 1526 SM), Thutmose I (1525 - 1512 SM), dan Amenhotep III (1417 - 1379 SM), Kerajaan Baru dikenang karena peran wanita kerajaan contohnya Ratu Hatshepsut (1503 - 1482 SM), yang mulai berkuasa sebagai wali untuk anak tirinya, yang kemudian menjadi Thutmose III, pahlawan militer terbesar Mesir), tapi bangkit mendapatkan kekuasaan dari semua firaun.

Baca Juga: Sering Jadi Pertanyaan Berapa Lama Peradaban Mesir Kuno Berdiri, dan Ada Berapa Banyak Firaun Berkuasa di Era Mesir Kuno? Ternyata Begini 'Garis Waktu' Mesir Kuno (I)

Kemudian ada Amenhotep IV (1379 - 1362 SM) dari akhir dinasti ke-18, membuat revolusi agama, menghapus pemujaan terhadap Amon-Re (kombinasi dari dewa Theban lokal Amon dan dewa matahari Re) dan memaksa pemujaan eksklusif terhadap dewa matahari lain, Aton.

Ia mengubah namanya menjadi Akhenaton (pelayan Aton), dan membangun ibukota baru di Mesir Tengah bernama Akhetaton, yang kemudian dikenal sebgai Amarna.

Setelah kematiannya, ibukota dikembalikan ke Thebes dan warga Mesir kembali memuja berbagai dewa. Untuk dinasti ke-19 dan 20, dikenal sebagai periode Ramesside (untuk garis raja bernama Ramses) melihat pemulihan dari kekaisaran Mesir yang sempat melemah dan pembangunan yang impresif, termasuk kuil-kuil besar dan kota-kota.

Dalam sejarah Islam dan Yahudi, pembantaian umat Nabi Musa dan berdirinya negara Israel dari Mesir terjadi ketika masa Ramses II (1304 - 1237 SM).

Baca Juga: Dari Teks Piramida Ini Diketahui Bagaimana Panduan Orang Mesir Kuno Menuju ke Akhirat, Termasuk Kelangsungan Hidup dan Kekuasaan Raja di Dunia Lain Itu

Semua penguasa Kerajaan Baru (kecuali Akhenaton) beristirahat dalam makam potongan batu yang dikubur dalam-dalam di Lembah Para Raja, tempat pemakaman di sebelah barat Sungai Nil seberang Thebes.

Sebagian besar dari mereka dijarah dan dihancurkan, kecuali makam dan harta karun Tutankhamun (1361 - 1352 SM) yang ditemukan masih utuh pada 1922 Masehi.

Kuil pemakaman raja besar terakhir dari dinasti ke-20, Ramses III (1187 - 1156 SM) juga termasuk masih terlestarikan, dan menunjukkan kemakmuran Mesir masih dinikmati sampai masa berkuasanya.

Raja setelah Ramses III tidak begitu sukses: Mesir kehilangan provinsi-provinsinya di Palestina dan Suriah selamanya dan menderita dari invasi asing, sementara kekayaannya secara bertahap berkurang.

Baca Juga: Selembar Linen Persegi Panjang Sederhana Cukup Dililitkan di Tubuh, Beginilah Evolusi Mode Pakaian pada Masa Mesir Kuno, Satu yang Tak Pernah Lupa Digunakan, Wig!

Periode Menengah Ketiga (1085 - 664 SM)

400 tahun berikutnya dikenal sebagai Periode Menengah Pertama, yang melihat perubahan penting dalam politik, masyarakat dan budaya Mesir.

Pemerintahan terpusat di bawah firaun dinasti ke-21 memberikan jalan bagi kebangkitan pejabat lokal, sementara negara asing dari Libya dan Nubia mendapatkan kekuasaan untuk mereka sendiri dan meninggalkan jejak yang membekas pada populasi Mesir.

Dinasti ke-22 mulai pada 945 SM dengan Raja Sheshonq, keturunan Libya yang menyerang Mesir selama akhir dinasti ke-20 dan menetap di sana.

Baca Juga: Pertempuran Paling Menentukan Bagi Firaun Terakhir Mesir, Inikah Alasan Cleopatra Kalah Meskipun Bawa Ratusan Armada Laut?

Banyak penguasa lokal yang hampir otonom selama periode ini dan dinasti ke-23 dan 24 tidak didokumentasikan dengan baik.

Pada abad ke-8 SM firaun Nubia dimulai dengan Shabako, penguasai kerajaan Kush di Nubia, mencapai dinasti mereka sendiri ke-25 di Thebes.

Di bawah kekuasaan Kushnite, Mesir perang dengan kekaisaran Assyrian yang tengah tumbuh.

Pada 671 SM, penguasa Assyrian, Esarhaddon mengusir raja Kushite Taharka, keluar dari Memphis lalu ia menghancurkan kota tersebut; ia kemudian menunjuk penguasanya sendiri dari pemerintah lokal dan pejabat yang setia dengan Assyrian.

Baca Juga: Gunakan Bunga dan Ramuan-ramuan Alami, Parfum Dibuat Sebagai Gairah Rahasia Orang Mesir Kuno, Terbukti dari Wadah Khusus yang Ditemukan di Makam Firaun

Salah satunya adalah Necho dari Sais, berkuasa singkat sebagai raja pertama dinasti ke-26 sebelum terbunuh oleh pemimpin Kushite Tatuatamun, dalam perebutan kekuasaan yang tidak berhasil.

Dari Periode Terakhir sampai Penaklukan Alexander (664 - 332 SM)

Dimulai dengan anak Necho, Psammetichus, dinasti Saite menugasai Mesir yang bersatu kurang dari 2 abad. Pada 525 SM, Cambyses, raja Persia, mengalahkan Psammetichus III, raja Saite terakhir, dalam Pertempuran Pelusium, dan Mesir menjadi bagian dari Kekaisaran Persia.

Penguasa Persia seperti Darius (522 - 485 SM) menguasai negara itu secara besar di bawah kesepakatan yang sama sebagai raja asli Mesir: Darius mendukung kultus agama Mesir dan memperbaiki kuil-kuil serta bangunan-bangunannya.

Baca Juga: Padahal Dikenal Sombong dan Kuat, Ilmuwan Malah Dibuat Syok Saat Tahu Penyebab Kematian Firaun Ini, Justru Berakhir dengan Cara Setragis Ini

Penguasa Xerxes yang tiran (486 - 465 SM) memicu pemberontakan melawannya dan penerus-penerusnya. Salah satu pemberontakan berhasil pada 404 SM, dimulainya satu periode terakhir dari kemerdekaan Mesir di bawah penguasa asli (dinasti 28-30).

Pada pertengahan abad ke-4 SM, Persia menyerang Mesir lagi, menghidupkan lagi kekaisaran mereka di bawah Ataxerxes III di 343 SM. Hampir 10 tahun kemudian pada 332 SM, Alexander Agung dari Macedonia mengalahkan pasukan Kekasiaran Persia dan menguasai Mesir.

Setelah kematian Alexander, Mesir dikuasai oleh garis raja-raja Macedonia, dimulai dengan jenderal Alexander Ptolemy dan dilanjutkan oleh keturunannya.

Penguasa terakhir Mesir Ptolemaic adalah Cleopatra VII yang menyerahkan Mesir kepada tentara Oktavianus (lalu Augustus) pada 31 SM. Enam abad dari kekuasaan Romawi berlangsung, saat itu Kristen menjadi agama resmi Roma dan provinsi-provinsi Kekaisaran Roma (termasuk Mesir).

Baca Juga: Kemasyhurannya Dikenal Melegenda hinga Jasad Abadinya Jadi Bukti Keberadaannya, Terkuak Inilah 9 Senjata Firaun Paling Terkenal

Penaklukan Mesir oleh Arab pada abad ketujuh Masehi dan pengenalan Islam menjadi aspek terakhir yang meruntuhkan budaya Mesir Kuno dan membuat Mesir memasuki era baru.

Artikel Terkait