Penulis
Intisari-Online.com – Mungkin Anda pernah mendengar ungkapan ‘Katakan padaku bagaimana Anda berpakaian dan aku akan memberitahu siapa dirimu’.
Sebuah ungkapan universial yang bisa diterapkan pada peradaban mana pun dalam konteks ruang dan waktu.
Tidak terkecuali pada orang Mesir Kuno.
Pakaian yang mereka kenakan adalah simbol dari status sosial mereka.
Di Kerajaan Lama, pakaian terbatas pada rok, yaitu selembar linen persegi panjang sederhana yang dililitkan di tubuh untuk menutupi, dari pinggang hingga lutut.
Tetapi para pejabat tinggi, bangsawan, dan negarawan, mengenakan jenis rok yang berbeda, meskipun tidak banyak berkembang.
Yaitu dari cawat pendek yang khas dengan ujung disilangkan dan diikat di pinggul.
Seperti halnya di seluruh dunia, mode pakaian wanita berkembang lebih dahulu dibandingkan pria dari waktu ke waktu.
Untuk pria, rok menjadi semacam apa yang sekarang kita sebut sebagai kemeja putih, klasik, sederhana, dan sangat diperlukan di setiap lemari pakaian.
Kulit macan tutul juga muncul di beberapa mode pakaian dari Kerajaan Lama dan seterusnya.
Diyakini bahwa kulit macan tutul umumnya digunakan oleh para imam dan firaun.
Sementara, selama Kerajaan Baru ada penyempurnaan dalam pakaian pria dan wanita.
Orang kaya dan mereka yang bekerja di Kerajaan, memanifestasikan diri mereka melalui kemewahan dan perayaan besar.
Mode pakaian menjadi bentuk ekspresi kemewahan.
Mode pakaian ini mengalami ‘evolusi’ dari gaun putih sederhana dengan tali, menjadi gaun lipit indah dari kain lembut dan transparan yang menonjolkan tubuh wanita.
Kilt tradisional ditambahkan ke kemeja dan aksesoris seperti kalung rumit, ikat pinggang, perhiasan, anting-anting, gelang, dada, sandal, dll.
Satu yang tidak akan dilupakan, yaitu wig, yang merupakan atribut kelas atas yang diunggulkan.
Suatu hal yang umum bagi orang Mesir Kuno untuk mencukur kepala mereka dengan alasan kebersihan dan kesehatan.
Jadi mereka memilih wig yang halus dan elegan, di mana mereka menempatkan wewangian, simbol kecanggihan lainnya.
Terdiri dari kerucut resin wangi yang meleleh karena panas pada wig dan kadang-kadang pada pakaian, ini terlihat pada beberapa lukisan yang memperlihatkan gaun berwarna kuning oleh parfum.
Di Mesir memiliki musim panas yang panas dan musim dingin yang sejuk.
Maka, pakaian favorit merek terbuat dari serat tumbuhan, melansir dari historicaleve.
Kapas datang kemudian yang dibawa oleh bangsa Romawi dan wol hampir tidak pernah digunakan di negara ini.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari