Intisari-online.com - Hubungan Rusia dan China memang semakin dekat dan sempat menyatakan sebagai koalisi.
Pada awal 2022, ketika AS dan banyak sekutu utama menolak membawa pejabat tinggi ke Olimpiade Beijing, Presiden Putin mengumumkan dirinya untuk hadir.
Hubungan Rusia-China berada di puncak baru dan akan mempengaruhi keseimbangan kekuatan di banyak kawasan, termasuk Asia Tenggara.
Selama tahun 1960-an, hubungan China-Rusia memburuk karena perpecahan ideologis dan konflik perbatasan terjadi.
Saat ini, menurut Stuart Orr, kepala Sekolah Bisnis Institut Teknologi Melbourne, kedua negara masih menempuh dua jalur yang berbeda.
Tetapi China dan Rusia telah memperkuat hubungan mereka, terbukti dalam segala hal.
Ian Storey, peneliti senior di Yusof Ishak Institute, ISEAS, mengatakan bahwa hubungan Rusia-China berada pada tahap yang baik dan bersejarah.
Hal ini bermula dari kekhawatiran tentang supremasi AS, sinergi ekonomi, dan hubungan pribadi antara kedua pemimpin kedua negara.
Hal ini ternyata bisa memberikan dampak dan imbas bagi negara-negara di Asia Tenggara.
Menurut para ahli, Asia Tenggara menganggap kehadiran Rusia dan kepentingan Moskow di kawasan itu sebagai faktor yang dapat mengimbangi pengaruh China yang semakin besar, hal positif dalam hubungan China-Rusia mungkin bukan yang diharapkan kawasan ini.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR