Hewan yang memainkan peran utama dalam tradisi kematian, seperti halnya manusia, sering kali dijadikan mumi, karena orang Mesir Kuno percaya pada kehidupan setelah kematian, maka siapa pun yang meninggal ingin harta benda dibawa serta, termasuk hewan peliharaan.
Termasuk hewan sebesar sapi yang dikorbankan, dimumikan, dan dimasukkan ke dalam kubur, dengan harapan, mereka akan sekali lagi menemani mantan pemiliknya.
Tidak hanya dibunuh untuk mengantar pemiliknya ke alam baka, hewan juga dianggap menjadi makanan mereka dalam perjalanan ke Duat, alam kematian.
Yang ini biasanya ikan atau unggas, keduanya dimumikan dengan hati-hati sehingga terawetkan dengan benar.
Pengorbanan ini terjadi umum sehingga setiap tahun selama 31 tahun pemerintahan Ramses III, sebanyak 16.000 ekor sapi dan 22.000 angsa dikorbankan, sesuai dengan dewa mereka.
Misalnya, anjing diberikan sebagai persembahan kepada Anubis berkepala serigala, tetapi kucing adalah pengecualian dan tidak pernah dibunuh untuk kepentingan para dewa.
Lebih dari 8 juta kerangka anjing dan 500.000 mumi ibis telah ditemukan oleh para arkeolog di katakombe situs pemakaman Saqqara.
Banyak dewa Mesir diyakini dalam gambar hewan asli Mesir dan bertindak sebagai perwakilan mereka dalam kehidupan sehari-hari, misalnya Bast memiliki kepala kucing dan Sobek memiliki kepala buaya.
Angsa, yang merupakan salah satu simbol dewa Bumi, Geb, diberikan kebebasan berlari ke rumah dan taman untuk memastikan bahwa dewa itu bahagia.
Pentingnya hewan bagi orang Mesir Kuno masih dapat dilihat pada hieroglif dan patung.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR