Intisari-Online.com - Pada abad ke-13 hingga 16 Masehi di bagian utara pulau Andalas (Sumatera) ada sebuah kerajaan besar dan penting, yakni Kerajaan Aru.
Pusat Kerajaan Aru dinyatakan berpindah-pindah.
Sebagian menyebut di Telok Aru di kaki Gunung Seulawah (Aceh Barat), kemudian di Lingga, Barumun dan bahkan di Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang.
Namun demikian, aktivitas arkeologi yang telah dilakukan berkesimpulan bahwa pusat Kerajaan Aru berada di Kota Rentang (Hamparan Perak) di Kabupaten Deli Serdang dari abad ke-13 hingga 14 Masehi, sebelum akhirnya pindah ke Deli Tua dari abad 14 hingga 16 M akibat serangan dari Aceh.
Melansir Kompas.com, pada abad ke-15 Kerajaan Aru merupakan kerajaan terbesar di Sumatera dan memiliki kekuatan yang dapat menguasai lalulintas perdagangan di Selat Malaka.
Kerajaan Aru yang meliputi wilayah pesisir Sumatera Timur, yaitu batas Tamiang sampai Sungai Rokan, sudah mengirimkan beberapa kali misi ke Tiongkok yang dimulai pada tahun 1282 Masehi pada zaman pemerintahan Kubilai Khan.
Kerajaan Aru juga pernah ditaklukkan oleh Kertanegara dalam ekpedisi Pamalayu (1292) dan ditulis dalam pararaton "Aru yang Bermusuhan".
Tetapi setelah itu Aru pulih kembali dan menjadi makmur sebagai mana dicatat oleh bangsa Persia, Fadiullah bin Abdul Kadir Rashiduddin dalam bukunya "Jamiul Tawarikh" (1310 M).
Dalam laporan Tiongkok abad ke-15 juga disebut berkali-kali Aru yang Islam mengirim misi ke China.
Pasca serangan Aceh pada akhir abad ke-14, pusat Aru berpindah dari Kota Rentang ke Deli Tua dan berdiri dari abad ke-15 hingga 16 M.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR