Penulis
Intisari - Online.com -Kerajaan Pajajaran dikenal sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang sama sekali tidak bisa dikuasai oleh Majapahit.
Namun kisah dari Pajajaran tidak hanya itu, sejarahnya panjang termasuk melibatkan kisah ketika disatukan oleh Prabu Siliwangi.
Sebelumnya di bumi Sunda berdiri dua kerajaan besar: Kerajaan Sunda dan Galuh.
Penyatuan keduanya ternyata sudah terjadi selama tiga kali.
Dilansir dari buku "Hitam Putih Kerajaan Pajajaran: dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" yang ditulis Fery Taufiq El Jaquene, penyatuan Galuh dan Sunda pertama kali dilakukan pada 723 Masehi oleh Raja Sanjaya.
Namun pada 759 M kedua kerajaan pecah lagi.
Kerajaan Sunda dimerdekakan dari kekuasaan Galuh oleh Raja Banga Sanghyang Banga, kemudian yang selanjutnya adalah Rakryan Wuwus yang menjadi Raja Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon pada 819 M.
Kekuasaan Prabu Gajah Kulon membuat Kerajaan Sunda dan Galuh kembali dalam satu pemerintahan.
Kemudian di tahun 1382 M ketika Wastukancana menjabat sebagai raja, ia memiliki kehendak membagi kekuasaan kepada kedua putranya.
Sunda dan Galuh pun kembali terpecah.
Hingga akhirnya naiklah Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi pada 1482 M menjadi raja di tanah Sunda.
Ia kemudian menyatukan kedua kerajaan itu.
Prabu Siliwangi juga sukses meluaskan kekuasaan dan merebut beberapa wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Seperti Lampung yang awalnya jadi bagian dari Kerajaan Majapahit akhirnya jadi bagian dari Pajajaran, nama yang dipilih Prabu Siliwangi untuk Sunda dan Galuh yang bersatu.
Ketika berdiri Kerajaan Pajajaran tidak terpaku pada etnis suku Sunda saja, berbeda ketika masa Sunda dan Galuh masih berdiri sendiri-sendiri.
Tapi ternyata Kerajaan Pajajaran sebelum abad ke-15 Masehi jarang terdengar atau tidak pernah tercatat dalam sumber sejarah manapun.
Sejarawan dan arkeolog tidak menemukan tanda apapun yang menyatakan jika Kerajaan Pajajaran sudah berdiri sebelum abad ke-15 Masehi, sedangkan di kitab Pararaton dan Negarakertagama disebut jika abad ke-14 Masehi dan sebelum-sebelumnya sudah berdiri kerajaan yang bernama Kerajaan Sunda, bukan Pajajaran.
Keberadaan Kerajaan Sunda juga terbukti lewat prasasti yang ditemukan yaitu Prasasti Cibadak dan Prasasti Kawali yang menyatakan berdirinya Kerajaan Sunda.
Kemudian pada abad ke-16 Masehi dan seterusnya baru ditemukan dalam prasasti dan naskah-naskah klasik contohnya Carita Parahiyangan yang disusun tahun 1580 M, jika nama Pajajaran disebutkan.
Nama Kerajaan Pajajaran kian terkenal setelah ditemukan pantun-pantun Sunda serta babad-babad yang tertulis ketika Kerajaan Pajajaran sudah tidak ada.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini