Intisari - Online.com - Seorang letnan kolonel dengan kaitan tingkat tinggi ke Kremlin, penangkap mata-mata dan seorang spesialis Big Data; identitas delapan warga Rusia yang baru-baru ini dikeluarkan oleh NATO dari Brussel memberikan petunjuk mengapa Moskow bereaksi sangat kasar dan apa operasi yang sedang mereka kerjakan.
Delapan orang yang dikatakan Rusia merupakan "diplomat" di kedutaan besar mereka untuk markas besar NATO di Brussel ternyata "pejabat intelijen rahasia" melakukan "aktivitas tidak sejalan dengan akreditasi mereka", seperti dikatakan sekretaris umum NATO Jens Stoltenberg sementara mengumumkan pengusiran Oktober lalu.
NATO tidak pernah mempublikasi nama-nama mereka, artinya mereka bisa pulang diam-diam dan ditempatkan di lokasi negara non-NATO lainnya di bawah perlindungan diplomatik.
Namun Rusia kemudian menutup seluruh kedutaan NATO mereka.
Reaksi ini dilihat sebagai sebuah upaya untuk meremehkan persekutuan Barat, saat Rusia dan NATO mempersiapkan perbincangan atas ancaman perang baru Rusia melawan Ukraina minggu ini.
Namun koneksi tingkat tinggi dari beberapa yang disuruh pulang Stoltenberg mengindikasikan jika tantrum Kremlin mungkin memiliki sebuah dimensi personal.
Mereka menunjukkan kepentingan markas besar NATO sebagai sebuah target di mata Rusia.
Dan daftar riwayat hidup mereka menunjukkan jenis-jenis orang yang dikirim jasa mata-mata Rusia ke Belgia, tempat Uni Eropa dan institusi Belgia ditarget.
Pria tangan kiri
Melansir euobserver.com, delapan diplomat sekaligus mata-mata Rusia adalah Sergei Chesnokov, Oleg Demekhin, Vasily Epishkin, Dmitry Filippenok, Igor Kovalev, Nadezhda Obukhova, Alexander Smushko, dan Stanislav Telegin, menurut informasi yang didapatkan dalam investigasi gabungan oleh Dossier Center, LSM di London.
KOMENTAR