Permintaan Jaminan Keamanan Rusia Ditolak Mentah-mentah AS, NATO Harus Siap-siap Vladimir Bakal Pertimbangkan Lakukan Hal Ini pada Ukraina dan NATO

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com -Beberapa waktu lalu, Rusia mengerahkan puluhan ribu pasukannya di dekat perbatasan Ukraina.

AS dan sekutu baratnya khawatir jika Rusia akan melakukan invasi besar-besaran ke Ukraina.

Namun, Rusia mengelak hal tersebut.

Kemudian, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta NATO untuk memulai pembicaraan substantif tentang jaminan keamanan jangka panjang bagi Rusia.

Baca Juga: Sempat Gempar Rusia Siapkan 175.000 Pasukan Ke Perbatasan Ukraina, Kini Mendadak Rusia Tarik 10.000 Pasukannya ke Perbatasan, Vladimir Putin Justru Beri Pesan Begini

Putin menekankan bahwa Rusia membutuhkan jaminan yang mengikat secara hukum karena Barat telah gagal memenuhi komitmen verbalnya.

Pada tanggal 17 Desember, kementerian luar negeri Rusia merilis dua rancangan perjanjian Rusia terkait jaminan keamanan dari Amerika Serikat dan NATO yang diserahkan ke pihak AS pada 15 Desember selama pertemuan di Kementerian Luar Negeri Rusia.

Sayangnya, AS tidak akan menyetujui proposal keamanan Rusia terkait NATO, tetapi mungkin menyetujui inisiatif lain.

Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan mengatakan, "Ada proposal yang diajukan oleh Rusia - beberapa akan kami setujui, beberapa tentu tidak akan kami setujui."

Baca Juga: Sekian Lama Picu Ketakutan Ukraina dan Dunia Akan Perang Rusia-Ukraina, Rusia Tiba-tiba Tarik 10.000 Tentara di Dekat Ukraina untuk Kembali ke Pangkalan

Melansir TASS, Jumat (24/12/2021), Jen Psaki menambahkan, "NATO adalah aliansi defensif, itu bukan aliansi agresif. Tidak ada bukti yang bertentangan - untuk menyarankan sesuatu yang bertentangan dengan Amerika Serikat atau anggota NATO."

"Kami juga setuju bahwa percakapan diplomatik adalah jalan yang benar ke depan," katanya, menambahkan bahwa pemerintah AS sedang bekerja menuju oembicaraan diplomatik.

Sementara itu, Putin mengatakan dia akan mempertimbangkan banyak pilihan jika kekuatan Barat gagal memenuhi tuntutannya untuk jaminan keamanan saat NATO memperluas ke Ukraina, The Associated Press melaporkan.

Melansir The Hill, Minggu (26/12/2021), Rusia menyerahkan rancangan dokumen keamanan awal bulan ini menuntut aliansi harus menolak keanggotaan ke Ukraina dan negara-negara Soviet lainnya dan menghentikan penempatan militernya di Eropa Tengah dan Timur.

Putin telah mendesak kekuatan Barat untuk bergerak cepat dengan tuntutannya, dengan mengatakan Rusia harus mengambil "langkah-langkah teknis militer yang memadai" jika Barat terus "agresif ... di ambang rumah kita."

Dalam sebuah wawancara dengan outlet media pemerintah, Putin mengatakan tanggapan negaranya “bisa beragam” dan “itu akan tergantung pada proposal apa yang diajukan pakar militer kami kepada saya,” menurut AP.

"Kami tidak melakukannya hanya untuk melihatnya diblokir ... tetapi untuk tujuan mencapai hasil diplomatik yang dinegosiasikan yang akan ditetapkan dalam dokumen yang mengikat secara hukum," kata Putin kepada media.

Baca Juga: Mulai dari Mahar Rp150 Juta Sampai Uang Rp1 M Jika Suami Siri Ceraikan Mendiang Sarah, Kasus Pembunuhan dan Kawin Kontrak Sarah di Cianjur Ungkap Bobroknya 'Wisata Seks Halal' di Jawa Barat

Putin menambahkan bahwa perjanjian ekspansi NATO dengan Ukraina dan penyebaran senjata aliansi akan menjadi garis merah bagi negaranya, AP melaporkan.

Ini terjadi ketika Rusia dan NATO telah sepakat untuk mengadakan pembicaraan bulan depan mengenai masalah keamanan, dengan Putin mengatakan pembicaraan akan diadakan di Jenewa, Swiss.

AS dan sekutunya telah menolak untuk menawarkan Rusia segala jenis jaminan dalam tuntutan Putin, dengan mengatakan prinsip NATO bahwa keanggotaan terbuka untuk negara mana pun yang memenuhi syarat, AP mencatat.

Para pemimpin Barat telah memberikan dukungan mereka untuk Ukraina dalam konflik yang sedang berlangsung di perbatasan timur negara itu, tempat pasukan Rusia ditempatkan sejak 2014.

Artikel Terkait