Gaya arsitektur dunia air ini masih terlihat di beberapa sungai di Asia Tenggara hingga saat ini.
Rumah-rumah dibangun di atas rakit dan diikat menjadi semacam kota terapung.
Dengan demikian, sebagian besar struktur Srijivaya akan membusuk dalam beberapa generasi, kata Sean Kingsley, seorang arkeolog kelautan dan editor majalah Wreckwatch.
Ada kemungkinan juga bahwa peristiwa geologis, yang mungkin terkait dengan aktivitas vulkanik Sumatera, dapat mengubur situs Sriwijaya, kata Kingsley.
Hilangnya Sriwijaya
Tanda-tanda bahwa Sungai Musi mungkin menyimpan rahasia Sriwijaya pertama kali muncul pada tahun 2011, ketika pekerja konstruksi mulai mengeruk pasir dari Musi untuk proyek konstruksi besar.
Artefak berkilauan muncul dengan pasir, membuat banyak pekerja lokal dan nelayan bekerja di bawah sinar bulan sebagai penyelam.
Artefak termasuk patung perunggu Buddha, manik-manik kaca, perangko yang digunakan untuk mencetak kata-kata di atas tanah liat, dan timbangan telah ditemukan.
Menurut laporan Australia pada 2019, antara 2011 dan 2015, sejumlah besar artefak yang kemungkinan berasal dari masa kejayaan Sriwijaya diperdagangkan di pasar barang antik di Jakarta.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR