Yang lebih berbahaya lagi adalah sistem pertahanan rudal dual-use AS bisa muncul di sisi selatan Rusia, di wilayah Kazakhstan jika AS dan negara ini semakin dekat.
Dari sana, rudal Tomahawk dapat menargetkan target militer penting, infrastruktur industri Rusia.
Rusia tidak dapat membiarkan perkembangan seperti itu terjadi, dengan cara apa pun.
Adapun Kazakhstan, jika sebelumnya masih berada di antara dua pilihan: berpihak pada Rusia atau melawan Rusia, sekarang dengan bantuan militer Moskow, Kazakhstan tampaknya harus secara serius memikirkan kembali kebijakannya terhadap Rusia, secara internal dan eksternal.
Mereka dapat memilih untuk menutup LSM AS dan Turki, mengusir laboratorium biologi asing dari wilayah mereka, dan menjamin hak-hak minoritas berbahasa Rusia dan status bahasa Rusia Rusia di Kazakhstan.
Secara umum, Trenin menyimpulkan bahwa Kazakhstan setelah acara ini akan menjadi negara yang lebih pro-Rusia, dengan jalur pengembangan diplomatik dan militer sejalan dengan visi regional strategis Rusia.
Hal yang sama terjadi di Belarus dengan protes yang tidak stabil pada Agustus 2020; Rusia saat itu menunjukkan dukungan yang antusias kepada pemerintah Belarusia dalam hal diplomatik dan juga menawarkan untuk mengirim pasukan untuk mendukung tetapi akhirnya menarik keputusan tersebut.
Belarus sejak peristiwa itu menjadi lebih dekat dengan Rusia, dengan latihan militer yang diadakan terus menerus dan pasukan keamanan dari kedua belah pihak bekerja lebih erat untuk melawan pengaruh Barat.
CGTN pada 7 Januari mengutip pemerintah Kazakh yang mengatakan bahwa pasukan keamanan negara itu, berkoordinasi dengan pasukan CSTO, mengendalikan situasi di sebagian besar wilayah di mana kerusuhan pecah.
Pengumuman tersebut menegaskan bahwa operasi kontra-terorisme akan berlanjut sampai para ekstremis benar-benar dilenyapkan.
AS angkat bicara tentang Rusia yang mengirim pasukan ke Kazakhstan
Pada 6 Januari, Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan AS sedang memantau dengan cermat kedatangan pasukan penjaga perdamaian CSTO yang dipimpin oleh Rusia ke Kazakhstan dan mempertanyakan apakah langkah itu legal atau tidak.
Washington akan memantau setiap pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan apa pun yang kemungkinan akan memicu penyitaan fasilitas negara bagian Kazakh.
Sebelumnya pada hari yang sama, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berbicara dengan Menteri Luar Negeri Kazakhstan Mukhtar Tileuberdi tentang keadaan darurat yang sedang berlangsung di Kazakhstan.
Blinken menegaskan kembali dukungan Amerika Serikat untuk institusi konstitusional Kazakhstan, kebebasan media, dan dukungan untuk solusi damai berbasis aturan untuk krisis, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
KOMENTAR