Rsi Markandeya juga berjasa memperkenalkan lembaga-lembaga dasar masyarakat Bali, termasuk irigasi dan desa.
Sedangkan tradisi pemakaman Trunyan ini dikatakan menurut legenda, wewangian Taru Menyan menyebar begitu jauh hingga menghipnotis empat bersaudara dari Keraton Surakarta yang sedang melakukan perjalanan mengarungi lautan.
Saudara-saudara mengikuti bau itu dan tiba di Trunyan.
Kakak laki-laki tertua jatuh cinta dengan roh penjaga pohon, menikahinya, dan mendirikan kerajaan kecil di Trunyan.
Raja ini masih dipuja sampai sekarang sebagai dewa yang dikenal sebagai Ratu Sakti Pancering Jagat.
Bagaimanapun, raja menyadari bahwa aroma manis Taru Menyan dapat membahayakan kerajaannya, karena dapat membawa musuh yang bermusuhan ke situs tersebut, seperti yang terjadi pada dirinya dan saudara-saudaranya.
Oleh karena itu, raja memutuskan bahwa sejak hari itu dan seterusnya, orang-orang yang meninggal di kerajaannya tidak boleh dikuburkan, tetapi dibiarkan membusuk di bawah Taru Menyan.
Dengan begitu, aroma pohon tidak akan menyebar ke luar negeri.
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR