Intisari-online.com - Baru-baru ini, Ukraina telah menambahkan lebih banyak personel ke cadangan.
Banyak orang Ukraina juga siap bergabung dengan pasukan cadangan, termasuk insinyur dan peneliti.
Mereka mengambil bagian dalam sesi pelatihan dengan Kalashnikov palsu, berlatih bagaimana menghadapi penyergapan militer Rusia, dengan adegan kabur dari granat asap simulasi.
"Saya pikir semua orang di negara ini perlu tahu apa yang harus dilakukan, jika musuh menyerang," Daniil Larin, seorang siswa berusia 19 tahun, mengatakan kepada media Barat saat istirahat sejenak.
Larin adalah salah satu dari kelompok 50 warga Ukraina yang dikirim ke pinggiran kota yang ditinggalkan di ibukota Kiev untuk belajar bagaimana mempertahankan negara jika Rusia menyerang.
Tentara Ukraina, berjumlah sekitar 215.000, telah memerangi separatis pro-Rusia di timur sejak 2014.
"Saat ini, pasukan cadangan Ukraina telah ditingkatkan menjadi 100.000 orang, termasuk pendatang baru yang telah diajari "cara memegang senjata, cara bereaksi di lingkungan pertempuran, dan cara mempertahankan kota," menurut laporan Larin.
Marta Yuzkiv, seorang dokter berusia 51 tahun, percaya bahwa militer Rusia terlalu berlebihan dibandingkan dengan Ukraina.
Risiko konflik sangat tinggi sehingga sebagian penduduk bersedia bergabung dengan pasukan cadangan.
"Hanya ketika orang siap untuk membela wilayah itu, kami akan memiliki kesempatan," kata Yuzkiv.
Pada tanggal 25 Desember, Yuzkiv dan sekelompok sukarelawan belajar cara menembakkan senapan otomatis, cara mengeluarkan obat-obatan, dan cara mendirikan pos pemeriksaan.
Tentara Ukraina hanya mendukung seragam militer, Yuzkiv menggunakan uangnya sendiri untuk membeli peralatan lain seperti helm, baju besi antipeluru, dan dongkrak khusus.
Yuzkiv dan para sukarelawannya berdiri di barisan batalyon cadangan, yang bertugas membela Kiev jika perang menyebar ke ibu kota.
Vadym Ozirny, seorang komandan batalion, mengatakan bahwa setelah berkumpul kembali di lokasi yang ditentukan, pasukan cadangan akan segera mulai bekerja, membantu mengevakuasi warga sipil.
"Relawan harus hadir, mengangkat senjata dan melaksanakan tugas yang diberikan untuk melindungi tanah air," kata Ozirny.
Denys Semyrog-Orlyk, salah satu anggota pasukan cadangan yang paling berpengalaman, mengatakan dia siap untuk menanggapi serangan musuh.
"Selama delapan tahun terakhir, saya memiliki niat untuk memberikan pukulan besar kepada Rusia, mereka telah lama tidak dapat meninggalkan kita sendirian," kata insinyur berusia 46 tahun itu.
"Saya tahu tanggung jawab saya sebagai tentara. Ketika waktunya tepat, saya akan menjadi prajurit sejati," jelasnya.