Intisari-Online.com - Presiden Rusia Vladimir Putintelah melemparkan tantangan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Pada sebuah konferensi pers di Moskow,Presiden Rusia Vladimir Putinmengklaim Rusia tidakakan mundur.
Pernyataan itu muncul setelah konflik Rusia dan Ukraina makin memanas.
Bahkan Putinsedang mempertimbangkan pilihannya jika Barat menolak permintaannya untuk melarang Ukraina bergabung dengan NATO.
Tuntutan Putin itu adalah yang terbaru dalam serangkaian pernyataan yang meningkat atas penambahan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina.
Awal bulan ini, Biden telah memperingatkan dalam panggilan video bahwa Rusia akan menghadapi "konsekuensi berat" jika menyerang negara tetangganya.
Terlepas dari kata-kata keras ini, lebih dari 100.000 tentara Rusia tetap ditempatkan di perbatasan, memicu kekhawatiran akan invasi.
Dilansir dari express.co.uk pada Rabu (29/12/2021), Rusia mengklaim bertindak defensif.
Ini karena mereka mengatakan NATO dapat mengerahkan rudal di Ukraina yang hanya membutuhkan waktu empat atau lima menit untuk mencapai Moskow.
Putin telah menyerahkan rancangan dokumen keamanan yang menuntut agar NATO menolak keanggotaan di Ukraina dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya.
Dia juga menuntut menghentikan penempatan militernya di Eropa Tengah dan Timur.
Putin mengklaim Rusia mengajukan tuntutan dengan harapan jawaban konstruktif dari Barat.
"Kami melakukan semua ini untuk mencapai hasil diplomatik yang dinegosiasikan yang nantinya akan ditetapkan dalam dokumen yang mengikat secara hukum," jelas Putin.
Justrukeanggotaan NATO untuk Ukraina atau penyebaran senjata pada negara bekas Uni Soviet-lah yang akan membuat perang terjadi.
“Kamitidak akanmundur."
"Merekalah yang telah mendorong kami sampai ke garis batas ini."
Presiden Rusia telah memperingatkan bahwa dia harus mengambil langkah-langkah teknis militer yang memadai jika Baratmencoba membantu negara-negara bekas Uni Soviet.
Ingat, Rusia saat ini memegang bagian terbesar dari hulu ledak nuklir di dunia.
Hal ini menurut perkiraan terbaru dari Proyek Informasi Nuklir dan Federasi Ilmuwan Amerika.
Putin diperkirakan memiliki total 6.257 hulu ledak.
Sementara Biden memiliki 5.550 dan Inggris jauh di belakang dengan hanya 225.