Penulis
Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina semakin memanas dalam beberapa hari terakhir.
Dan Ukraina akhirnya mengambil langkah jika konflik Rusia dan Ukraina.
Apa yang dilakukan Ukraina untuk melawan Rusia?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Jumat (24/12/2021), Ukraina melakukanlatihan tempur dengan rudal anti-tank Javelin buatan AS di daerah konflik.
Latihan tersebut dikonfirmasi oleh televisi Dom Ukraina.
Ukraina, yang berusaha untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), sejak 2018 telah menerima serangkaian pengiriman amunisi dan rudal Javelin Amerika Serikat (AS).
Hal ini lantas memicu kritik dari Rusia.
Tapi Ukraina membalas.
Mereka menuduh Moskow yang mengumpulkan puluhan ribu tentara itulah yang bisa memicu konflik diwilayah Donbass timur Ukraina dan menyebabkan perang terbuka antara kedua negara bertetangga ini.
Rusia membantah merencanakan serangan apa pun tetapi menuduh Ukraina dan Amerika Serikat (AS) yang melakukan serangan terlebih dahulu.
Di mana Ukraina telah mencari jaminan keamanan terhadap ekspansi NATO ke arah timur.
Membalas sikap Ukraina,Rusia mengadakan latihan militernya sendiri di dekatr kantor perbatasan.
Jet tempur SU-30 dan pembom SU-24 dari Armada Laut Hitam melakukan latihan pengisian bahan bakar udara di atas Krimea, semenanjung Laut Hitam yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada tahun 2014.
Interfax mengutip Armada Laut Hitam Rusia yang mengatakan: "Penerbangan dilakukan di langit di atas Krimea."
Sebanyak 20 pilot mempraktikkan tugas penerbangan yang kompleks.
Termasuk pengisian bahan bakar di udara pada ketinggian mulai dari 2.000 hingga 6.000 meter dengan kecepatan lebih dari 370mph.
Pejabat tinggi keamanan Ukraina Oleksiy Danilov mengatakan pada Rabu 122.000 tentara Rusia berada 124 mil dari perbatasan dengan Ukraina.
Danilov pekan lalu mengklaim Rusia akan membutuhkan setidaknya 500.000-600.000 tentara di perbatasan untuk menjaga situasi tetap terkendali jika terjadi serangan.
Dia juga mengatakan Rusia dapat meningkatkan jumlah pasukan dengan sangat cepat.
Tetapi mereka membutuhkan lebih dari 24 jam untuk membawa pasukan yang cukup ke perbatasan untuk melakukan invasi.
Oleh karenanya,Ukraina kini fokus untuk konsultasi dengan sekutu Barat.
Mereka membuka negosiasi denganperwakilan Prancis dan Jerman.