Intisari-online.com - Ukraina dikatakan alami kerugian besar setelah coba-coba gunakan senjata militernya untuk menyerang Rusia.
Namun, tanpa diduga senjata milik Ukraina ini malah rusak parah, dan menyebabkan kerusakaan serius bagi Ukraina.
Siapa sangka Rusia telah mengirimkan sistem peperangan elektronik yang kuat ke perbatasan timur dengan Ukraina.
Hal ini menyebabkan, Ukraina menderita kerugian besar, terhadap drone bersenjata tersebut.
Menurut informasi yang diungkapkan oleh media Rusia dan China, satu UAV Bayraktar TB2 milik tentara Ukraina jatuh di timur.
Untungnya lainnya kembali ke pangkalan dalam keadaan rusak karena perangkat jamming elektronik Rusia.
Bayraktar TB2 adalah model UAV buatan Turki yang terkenal, yang dapat beroperasi terus menerus selama 27 jam.
Dirancang dengan 4 rak senjata, dapat memasang rudal atau bom berpemandu laser.
Model UAV ini membuktikan kemampuan tempurnya selama perang Armenia-Azerbaijan tahun lalu.
Pada Oktober 2021, Ukraina mengumumkan peluncuran pertama UAV Bayraktar TB2 di medan perang melawan separatis pro-Rusia di timur.
Menurut sumber tersebut, militer Rusia menggunakan sistem peperangan elektronik Triton M1 untuk menetralisir UAV Bayraktar TB2.
Ini adalah perangkat peperangan elektronik paling canggih Rusia saat ini, yang melayani berbagai tujuan, termasuk mengganggu sinyal komunikasi dan mengganggu UAV.
Ukraina belum mengomentari kerusakan pada UAV Bayraktar TB2.
Namun, Ukraina telah menerima 12 unit atas pesanan dari Turki dan telah memesan 48 unit lagi.
Menurut media Rusia, UAV Bayraktar TB2 menimbulkan tantangan baru di lingkungan pertempuran modern.
Tapi itu bukan senjata "kebal".
Bayraktar TB2 tidak memiliki koneksi satelit, tergantung pada komunikasi radio ke kantor pusat, jangkauan terbatas hingga 150km.
Sistem gangguan elektronik jarak jauh sepenuhnya menetralisir model UAV ini.
Pakar militer Rusia mengatakan bahwa UAV Bayraktar TB2 hanya dapat "mengganggu" negara-negara dengan sistem pertahanan udara terbatas.
Untuk militer Rusia yang sangat kuat dalam kemampuan peperangan elektronik, model UAV ini tidak akan bisa menimbulkan kesulitan.
Menurut situs Rusia Avia-pro, Rusia telah menunjukkan kemampuannya untuk menggunakan senjata perang elektronik melawan semua drone yang ada di dunia.
Rusia juga merupakan pemimpin dalam pengembangan sistem peperangan elektronik, yang juga harus diakui AS.