Intisari-Online.com - Pengambilalihan Taliban dapat menghalangi investor asing, satu negara yang tampaknya bersedia berbisnis dengan mereka adalah China.
Ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengatakan siap untuk memiliki hubungan "persahabatan dan kooperatif" dengan Afghanistan setelah Taliban memasuki Kabul.
Ya, Taliban sekarang memegang kunci untuk harta karun mineral triliunan dolar yang belum tersentuh.
Harta karun itu diketahui dapat menggerakkan transisi dunia ke energi terbarukan.
Meski begitu, Afghanistan telah lama berjuang untuk memanfaatkan cadangannya yang besar.
Sumber daya tersebut termasuk bauksit, tembaga, bijih besi, lithium dan tanah jarang, menurut laporan Januari oleh US Geological Survey (USGS).
Tak hanya mencengkeram harta karun di Afghanistan, China rupanya juga lebih dulu melakukan hal sama di Ghana, Afrika Barat.
Pada 2020, aktivis lingkungan Ghana menuntut pemerintah menghentikan proyek yang didukung China untuk menambang bauksit di hutan nasional yang dilindungi.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR