Intisari - Online.com -Protes tidak terduga China atas aktivitas pengeboran Indonesia mencari gas alam sebagai kekayaan tambang Indonesia di teritori Indonesia sendiri telah menjadi sorotan hubungan Indonesia-China pada awal Desember lalu.
Melansir Asia Times, ternyata Indonesia diam saja mengetahui masuknya kapal peneliti China yang dilindungi oleh dua kapal Coast Guard bersenjata yang berkeliaran selama 7 minggu di perairan Indonesia.
Pejabat Indonesia menolak berkomentar terkait berita yang diterbitkan Reuters.
Namun lewat media lokal Indonesia menolak permintaan China dan memastikan program pengeboran sudah mengikuti jadwal, tidak seperti Malaysia dan Vietnam.
Walaupun media internasional dan media lokal secara besar-besaran luput meliput masuknya kapal penelitian China saat itu, pemerintah Indonesia jelas-jelas khawatir untuk membuatnya tetap demikian dan menghindari ketegangan diplomasi publik dengan China, yang mana punya hubungan ekonomi erat dengan Indonesia.
Namun para diplomat mengatakan sikap diam menunjukkan Beijing telah berhasil mewujudkan sembilan garis putus-putus dan kedaulatan teritorialnya yang mengganggu zona ekonomi eksklusif Indonesia (ZEE) dan meliputi ladang gas lepas pantai yang sudah ada lainnya.
Ini merupakan pertama kalinya Beijing memilih menentang Indonesia, yang bukan termasuk negara yang keberatan Beijing memperebutkan Kepulauan Spratly.
Indonesia juga sudah terang-terangan menyatakan klaim China sembilan garis putus-putus termasuk ilegal di bawah UU PBB Mengenai Kelautan, yang artinya tidak ada yang bisa didiskusikan antara China dan Indonesia mengenai hal tersebut.
Perilaku China menekan dan mem-bully negara-negara Asia Tenggara ini terus-terusan membuat pusing para pengamat.
Kini banyak yang bertanya-tanya berapa lama sebelum publik Indonesia dan para warga nasionalisnya yang sering berapi-api akan lebih terlibat dengan aktivitas di perbatasan maritim utara.
“China memiliki negara di sini yang lebih cenderung untuk menunda,” kata seorang diplomat senior Barat yang mengetahui situasi tersebut.
“Namun itu melakukan segala yang bisa dilakukan untuk mempersulit mereka. Saya tidak memahaminya.”
Mengutip anggota DPR yang sudah memahami masalah ini, Reuters mengatakan surat protes China aslinya diikuti dengan tuntutan berulang-ulang bagi Indonesia untuk menghentikan pengeboran di blok Tuna.
Sekedar informasi, pengeboran di blok Tuna dilakukan oleh Harbour Energy, perusahaan gabungan antara Premier Oil dan perusahaan negara Rusia, Zarubezhneft.
Perusahaan telah sejak itu melaporkan hasil menjanjikan dari tiga program pengeboran sumur gas, tapi tidak jelas apakah penemuannya sudah melebihi 1 triliun kaki kubik yang secara tegas menetapkan penemuan ini sebagai penemuan komersial.
Protes mengenai latihan militer
China juga dilaporkan mengirim surat kedua memprotes latihan darat terbesar antara Indonesia dan Amerika Serikat Agustus lalu.
Latihan ini melibatkan 4500 pasukan dan dilakukan di Sumatra, Kalimantan serta Sulawesi.
China juga tidak pernah melakukan aksi ini sebelumnya, walaupun latihan gabungan bernama Garuda Shield telah dilaksanakan sejak 2009 dan secara normal dilakukan di dalam perairan teritorial Indonesia dan jauh dair Laut China Selatan.
Menurut Muhammad Farhan, anggota DPR dari partai Demokrat di komisi pertahanan, protes China aslinya dibuat beberapa hari ketika bor eksplorasi Malaysia sampai di blok Tuna, 20 km di dalam ZEE Indonesia, akhir Juni lalu.
Kapal Coast Guard China yang dipersenjatai telah ada di lokasi itu dengan Kementerian Luar Negeri China mengatakan kepada Reuters merespon pertanyaan terbaru jika kapal itu "melakukan aktivitas patroli normal di perairan di bawah yuridiksi China."
Dua bulan kemudian, kapal penelitian 6500 ton Haiyang Dizhi 10 melewati batas maritim dengan sistem identifikasi otomatis (AIS) dinyalakan dan jelas-jelas tidak merahasiakan kehadirannya ke operasi pengeboran.
Indonesia saat itu tidak mengetahui jika kapal itu ditemani oleh dua kapal pemotong Coast Guard tambahan, yang telah berlayar sejak subuh meninggalkan pelabuhan mereka di Hainan untuk ikut berlayar dengan kapal survei itu.
Haiyang Dizhi 10 mulai mengepul dalam jalur 110 km dan lebar 10 km, menunjukkan kepada para ahli jika kapal itu memetakan dasar laut menggunakan sistem suara gema multi-balok umum, membentuk bentuk kipas di bawah lambung kapal.
Pola pencarian itu tampaknya berdekatan ke luasan lahan 15-20 km di dalam ZEE Indonesia di mana pengeboran dilaksanakan.
Hal ini secara kasar mengkonfirmasi jika lokasi ini kini diyakini menjadi salah satu daerah yang diincar China lewat sembilan garis putus-putus, yang meluas jauh ke selatan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini