Ledakan itu menghancurkan sistem tenaga listrik yang aman, kemudian menyebabkan pemadaman.
Sembilan puluh persen sentrifugal pun hancur, membuat fasilitas tersebut tidak beroperasi hingga sembilan bulan.
"Para ilmuwan langsung menghilang. Semuanya hidup dan sehat hari ini," tulis Simons.
"Perhatian Mossad kemudian beralih ke produksi sentrifugal itu sendiri, untuk mengganggu upaya rezim memulihkan fasilitas Natanz," katanya.
Sementara pada 23 Juni, disebut tim merakit kit dan membawanya ke lokasi 10 mil dari pabrik TESA.
Para operator meluncurkannya, mengemudikannya ke pabrik dan melepaskan muatannya, menyebabkan ledakan besar. Kemudian drone itu kembali ke lokasi peluncuran, di mana drone itu dibawa pergi untuk digunakan lagi.
Dalam beberapa pekan terakhir, Axios melaporkan, Israel telah berbagi intelijen yang membuktikan bahwa Iran telah meletakkan dasar teknis untuk memperkaya uranium hingga kemurnian 90 persen, tingkat yang diperlukan untuk sebuah bom.
Terkait Kesepakatan Nuklir Iran, AS mengatakan bahwa kesepakatan tersebut mungkin bisa dilanjutkan jika Iran serius. Untuk diketahui, AS secara sepihak menarik diri dari JCPOA pada 2018 atas perintah presiden saat itu, Donald Trump.
Baca Juga: Salah Satunya Tragedi Trisakti, Inilah Contoh Pelanggaran HAM Berat di Indonesia
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR