Selama berabad-abad, Beta Israel berperang banyak melawan suku-suku lain.
Mereka juga seringkali dipaksa untuk memeluk kepercayaan lain, bahkan banyak yang dibunuh atau dijual sebagai budak.
Namun terlepas dari semua upaya untuk melenyapkan mereka,
Beta Israel bertahan dan berpegang teguh pada tradisi mereka.
Pada abad ke-16, kepala rabi Mesir, David ben Solomon ibn Abi Zimra (juga disebut Radbaz, kr. 1479-1573), menyatakan bahwa komunitas Etiopia itu tentu saja adalah Yahudi.
Dia menyimpulkan bahwa “jika komunitas Yahudi Etiopia ingin kembali ke Yudaisme rabi, mereka akan diterima dan disambut ke dalam kawanan, sama seperti orang Kara yang kembali ke ajaran kaum Rabban di zaman Rabi Abraham ben Maimonides.”
Pada pertengahan abad ke-19, populasi Beta Israel diperkirakan berjumlah sekitar 250.000 orang (jumlah ini kemudian berkurang banyak karena kelaparan tahun 1882-1892).
Tetapi organisasi misionaris Barat memulai upaya intensif untuk mengubah mereka menjadi Kristen.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR