Kemudian, talkshow ketiga mengusung tema “Pembangunan infrastruktur dasar dan amenitas di 10 Kawasan Pariwisata Prioritas Nasional”. Sesi tersebut membahas tentang tantangan infrastruktur yang masih belum merata di berbagai daerah. Utamanya dalam hal listrik, infrastruktur jalan, dan infrastruktur pendukung di area wisata.
Talkshow ketiga yang sekaligus menjadi sesi penutup tersebut dihadiri oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo, dan Editor in Chief National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim sebagai moderator.
Setelah sesi diskusi berakhir, Kemenkominfo turut meluncurkan Virtual Exhibition Gerakan Menuju Smart City secara resmi.
Pameran virtual tersebut memamerkan hasil implementasi dari pilar smart city dan rencana pembangunan masing-masing kota dan kabupaten.
Adapun inovasi dan implementasi yang dipamerkan adalah milik kota/kabupaten yang telah dibina sepanjang periode 2017-2021.
Pameran dibuka oleh Menkominfo bersama Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, Direktur Jenderal SDPPI Kemenkominfo dan Plt Direktur Jenderal PPI Ismail, Direktur Utama BAKTI Kemenkominfo Anang Achmad Latif.
Masyarakat dapat menyaksikan pameran virtual tersebut melalui situs web https://indonesiasmartcity.id/live.
Baca Juga: Melalui Gerakan Menuju 100 Smart City, Komitmen Momentum Membangun Negeri Diteruskan
Berikan penghargaan kepada partisipan
Untuk mengapresiasi komitmen setiap kota dan kabupaten yang berpartisipasi dalam Gerakan Menuju Smart City 2021, Kemenkominfo memberikan penghargaan yang terbagi dalam dua kategori dalam acara penutupan tersebut.
Kategori pertama diberikan kepada seluruh kepala daerah kota dan kabupaten yang telah berpartisipasi sejak 2017. Sementara itu, kategori kedua diberikan bagi kota dan kabupaten yang berhasil melakukan inisiatif pembangunan berbasis smart city.
Tercatat, terdapat 141 kepala kota dan kabupaten yang dipanggil ke atas panggung untuk menerima penghargaan.
Acara kemudian ditutup dengan sosialisasi aplikasi Sideka bersama Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan.
Pada pemaparannya, Semuel mengatakan bahwa pembenahan infrastruktur teknologi mulai dari desa perlu terlebih dulu dilakukan apabila Indonesia ingin menerapkan konsep negara dan kota pintar.
“Unit terkecil yang ada di Indonesia itu desa dan kelurahan. Dengan membenahi unit terkecil lebih dulu, Indonesia nantinya bisa lebih cepat mengakselerasi sistem tersebut. Itulah prinsip Sideka,” ujarnya.
Melalui Sideka, Semuel berharap, pemerintah daerah dapat menginisiasi perkembangan smart village di wilayahnya. Adapun aplikasi Sideka bersifat gratis sehingga kota/kabupaten hanya perlu mengajukan training apabila ingin mencoba sistem baru ini.
“Aplikasinya sudah jadi, nanti kita (Kemenkominfo) lakukan training, host-nya juga gratis dan tidak pakai APBN. Jadi uang kota dan kabupaten bisa digunakan untuk hal lain,” tutup Semuel.
Penulis | : | Tim Konten |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR