Advertorial

Melalui Gerakan Menuju 100 Smart City, Komitmen Momentum Membangun Negeri Diteruskan

Ade S

Editor

Gerakan Menuju 100 Smart City telah membimbing 100 kota/kabupaten memiliki rencana induk (master plan) pembangunan berbasis inovasi dan teknologi.
Gerakan Menuju 100 Smart City telah membimbing 100 kota/kabupaten memiliki rencana induk (master plan) pembangunan berbasis inovasi dan teknologi.

Intisari-Online.com -Seratus kota/kabupaten telah terpilih untuk meningkatkanpelayanan kepada masyarakat sekaligus memanfaatkan potensi di daerahnya dengan cara yang cerdas dan inovatif.

Hal itu merupakan tindak lanjut dari rencana induk (master plan)Gerakan Menuju 100 Smart City.

Gerakan Menuju 100 Smart City sendiri adalah gerakan yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dan didukung oleh Departemen Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian PUPR, Kantor Staf Kepresidenan, Departemen Keuangan, serta Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia.

Gerakan Menuju 100 Smart City telah bergulir sejak tahun 2017. Selama periode 2017-2019, pemerintah pusat memilih 100 kota/kabupaten untuk dibimbing membuat rencana induk berdasarkan tantangan sekaligus potensi di daerah masing-masing. Setelah memiliki rencana induk smart city, 100 kota/kabupaten terpilih diharapkan dapat secara konsisten menjalankan program tersebut.

Selain untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di daerah masing-masing, kota/kabupaten yang telah mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi pemerintah daerah lainnya.

Dalam sambutannya di acara Exhibition, Evaluation, & Presidential Lecture Gerakan Menuju 100 Smart City 2019, Johnny G. Plate, Menteri Telekomunikasi dan Informatika RI, menyebut komitmen pemerintah yang telah dilakukan untuk meningkatkan konektivitas telekomunikasi di Indonesia.

“Kita baru saja menyaksikan peresmian Palapa Ring, backbone yang menghubungkan jaringan internet di Indonesia. Kominfo juga akan meneruskan pembangunan sebanyak 5.000 BTS, di mana sebanyak 1.500 BTS sudah dibangun saat ini di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) dan akan dibangun 3.447 BTS di 2020,” ujar Johnny.

"Selain itu, untuk memberikan coverage yang memadai kita juga akan membangun satelit multifungsi dan akan diluncurkan pada tahun 2024. Kita berharap infrastruktur digital tersebut dapat memberikan akses internet yang merata bagi seluruh daerah di Indonesia."

Johnny G. Plate juga menjelaskan bahwa dalam membangun smart city masih terdapat pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Kominfo.

“Yang pertama adalah memastikan semua rencana yang tersusun di masterplan smart city ini dapat dilaksanakan dengan cepat. Karena itu saya berharap kepada seluruh pemimpin daerah untuk serius menjaga implementasi rencana dan inovasi yang tertulis di dalam rencana induk smart city ini,” ujar Johnny.

Selain itu, menurutnya pekerjaan rumah lain yang harus dilakukan yakni memperluas cakupan inovasi smart city ke kota dan kabupaten yang belum terpilih di Gerakan Menuju 100 Smart City ini.

“Untuk menyelesaikan tantangan ini, saya mengajak semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku industri, untuk bisa saling membantu dan berkolaborasi demi kemajuan bersama,” jelas Johnny.

Sementara itu, Yusharto Huntoyungo (Staf Ahli Kementerian Dalam Negeri Bidang Aparatur Negara dan Pelayanan), menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mendukung program smart city ini.

“Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah yakni seperti meluncurkan perizinan usaha terintegrasi secara elektronik atau disebut OSS. Ini dilakukan untuk meningkatkan layanan publik pemerintah daerah di seluruh Indonesia.”

Dalam merancang dan menjalankan Gerakan Menuju 100 Smart City, Kementerian Komunikasi dan Informatika menggandeng InfoKomputer, salah satu media di bawah Kompas Gramedia.

Rikard Bagun, Vice CEO, KG Media, Kompas Gramedia, mengatakan “Saya melihat semangat yang tinggi dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mewujudkan smart city di daerahnya masing-masing.”

Rikard juga mengungkapkan bahwa dalam mewujudkan smart city ada beberapa prinsip yang harus diutamakan pemerintah daerah.”Makna smart city akan hilang kalau tidak memasukkan prinsip gotong royong, kepedulian, dan saling berbagi.”

Selain itu, Rikard juga mengingatkan pemerintah daerah untuk mengantisipasi tantangan ketika membangun smart city di kota/kabupaten masing-masing. “Membangun itu terkadang lebih mudah, tapi merawat itu juga sangat penting. Dan perawatan itu untuk menjaga kualitas di masa depan,” pungkas Rikad.

Artikel Terkait