China pun ikut menggunakan vaksin ini dan menjadikan Cansino sebagai vaksin Covid-19 pertama yang dipatenkan negara tersebut.
Dikabarkan jika vaksin CanSino memiliki efikasi mencapai 68,83%.
Hasil tersebut dikatakan dapat mencegah penyakit Covid-19 bergejala dua minggu setelah sekali suntikan.
Namun, setelah minggu keempat mendapatkan suntikan, efektivitas vaksin menurun 65,28%. Lalu, bagaimana dengan keampuhannya melawan varian Omicorn?
Soal itu, disebut satu dosis vaksin rekombinan adenovirus vektor Covid-19 buatan CanSino yang diberikan sebagai booster setelah dua dosis vaksin inaktif didapati hasil bahwa antibodi penetral pseudovirus terhadap Omicron hanya akan mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan strain asli Covid-19.
Hal itu menunjukkan bahwa efektivitas vaksin dalam menghadapi Omicron hanya sedikit lebih rendah daripada menghadapi Covid-19, demikian menurut studi tersebut.
Selain itu, diklaim bahwa tingkat antibodi penetral terhadap Omicron bagi orang yang mendapat suntikan CanSino, 10 kali lipat lebih tinggi daripada suntikan tiga dosis vaksin inaktif.
"Kami sedang mengembangkan vaksin baru yang dapat mencegah Omicron," kata manajemen CanSino seperti dikutip Global Times.
(*)
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR