Memanjangkan Leher
Semakin panjang leher perempuan, semakin cantik pula mereka di mata laki-laki.
Inilah yang menjadi keyakinan perempuan di suku Karen.
Tumpukan cincin besar di leher perempuan jadi pemandangan yang tak asing di sini.
Bahkan, sejak kecil, para perempuan sudah diberi cincin kuningan agar lehernya bisa panjang sempurna.
Ekstremnya, semakin usia perempuan suku Karen bertambah, cincin di lehernya pun juga akan ditambah.
Mereka juga pantang melepas tumpukan cincin ini saat sedang beraktivitas sekalipun.
Cincin leher hanya akan dilepas saat mereka menikah, melahirkan, atau meninggal.
Saat dibersihkan, cincin boleh dilepas, tetapi tidak boleh terlalu sering dan harus segera dipakai kembali.
Melansir Kompas.com, tradisi yang oleh dunia dikenal dengan nama "neck rig" ini awalnya ditujukan untuk melindungi diri dari harimau.
Di masa lampau, beberapa perempuan suku Karen pernah dibunuh oleh harimau.
Jadi, pemimpin suku memutuskan meminta mereka memakai cincin leher kuningan demi melindunginya dari kepunahan.
Tradisi ini kemudian berkembang sedemikian rupa, hingga dipakai sebagai tolok ukur kecantikan perempuan suku Karen.
Namun, saat ini tak semua perempuan Karen diwajibkan memakai cincin leher.
Hanya anak perempuan yang lahir pada waktu tertentu yang ditakdirkan meneruskan tradisi ini.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR