Intisari-Online.com -Presiden Joko Widodo memastikan bahwa proyek pembangunan ibu kota negara baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur akan terus berjalan.
Melansir Kompas.com, Jokowi menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/9/2021).
"Disampaikan oleh Bapak Presiden terkait dengan pembangunan ibu kota baru yang perencanaanya akan terus dilaksanakan," kata Menko Airlangga usai pertemuan.
Airlangga mengatakan, saat ini pemerintah dan DPR tengah menyiapkan undang-undang terkait ibu kota negara baru.
Meski rencana proyek tersebut dipastikan terus berjalan, kata Airlangga, pemindahan ibu kota butuh waktu yang tidak sebentar.
"Pengembangan ini akan dilakukan dalam 15 tahun sampai 20 tahun ke depan," ujarnya.
Terkait pemindahan ibu kota Jakarta ke Pulau Kalimantan, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengungkapkan Pulau Kalimantan cukup aman dari gempa dan tsunami.
Dwikorita Karnawati menjelaskan Pulau Kalimantan memiliki jarak yang lebih jauh dari zona megathrust.
Dikutip dari Kompas.com pada Rabu (28/8/2019), zona megathrust berada sekitar 250 km dari pantai Sumatera yang memanjang ke selatan Jawa, Nusa Tenggara sampai Papua bagian Selatan.
"Nah kalau itu yang kita sebut megathrust berarti jaraknya terhadap Jakarta itu kan lebih dekat daripada jarak megathrust terhadap Kalimantan Timur potensi ancamannya lebih jauh," kata Dwikorta, dikutip dari Kompas.com.
Dwikorita juga mengatakan bahwa ancaman tsunami di Pulau Kalimantan sifatnya tsunami kiriman.
Berbeda dengan Pulau Sulawesi khususnya Palu, Sulawesi Tengah yang memiliki jarak yang dekat dengan pantai dan pusat yang berpotensi terjadinya tsunami.
Sebelumnya, Humas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan kajian tingkat kerawanan bencana alam di wilayah Pulau Kalimantan.
Awalnya, Humas BMKG menjelaskan mengenai tiga jenis sesar yang berada di Pulau Kalimantan.
Di Pulau Kalimantan terdapat tiga sesar yakni sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, Sesar Paternoster.
Setelah itu, Humas BKMG melanjutkan cuitan tersebut dalam sebuah thread.
Dalam cuitan selanjutnya, menurut kajian dari BMKG, wilayah Kalimantan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang lebih aman.
Menurut Humas BKMG, Pulau Kalimantan lebih aman dibandingkan Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa.
"Meskipun terdapat 3 sesar, berdasar kajian dari BMKG wilayah Kalimantan memiliki tingkat kerawanan gempabumi yang lebih aman dibandingkan Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa," tulis Humas BKMG.
Selain itu, Humas BMKG juga menjelaskan alasan lainnya.
Seperti wilayah Pulau Kalimantan memiliki jumlah struktur sesar aktif yang jauh lebih sedikit daripada pulau-pulau lain di Indonesia.
(*)