Intisari-Online.com – Angkatan Laut Kekaisaran Jepang berjuang mati-matian untuk menghentikan Angkatan Laut Sekutu di pulau mereka yang menyebu ke Utara.
Ini terjadi pada tahun 1944 ketika Perang Dunia 2 masih berlangsung.
Pulau Kalimantan, Indonesia, yang memiliki kepentingan strategis utama bagi upaya perang Jepang.
Lebih dari 50 persen pasokan minyak vital untuk kapal dan pesawat Jepang berasal dari ladang minyak Kalimatan Timur yang kaya di dekat Balikpapan dan Tarakan.
Dengan jatuhnya Papua Nugini, pasukan sekutu mengambil kendali atas pulau-pulau Biak, dan mulai menyerang kilang minyak terbesar dan pelabuhan laut Balikpapan pada September 1944.
Semua tangki penyimpanan minyak, fasilitas dan pengiriman akan dibom oleh B-24 dan kemudian B-25 dalam total 5 serangan yang merusak ekspor emas hitam ke Angkatan Laut Jepang di Filipina.
Tentara Jepang membangun benteng berat di sepanjang pantai Balikpapan untuk mengantisipasi invasi angkatan laut.
Invasi itu terjadi pada 1 Juli 1945 dengan Divisi 7 Australia, didukung oleh Angkatan Laut AS dan dukungan udara jarak dekat.