Advertorial

Inilah Operasi Paling Berbahaya di Dunia; Temukan ‘Harta Karun’ Berbeda, Bersihkan Sisa-sisa Bom Perang Dunia II yang Tidak Meledak di Lautan Pasifik

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.com – Inilah operasi paling berbahaya di dunia, bersihkan sisa-sisa bom Perang Dunia II yang tidak meledak di Lautan Pasifik.

Banyak penyelam yang mencari bangkai kapal di bawah laut, dengan harapan mereka menemukan harta karun.

Tetapi Operasi Render Safe ini menyelam untuk ‘harta karun’ yang sangat berbeda.

Mereka merupakan bagian dari kelompok internasional yang secara sistematis membersihkan laut dan sekitarnya yang terkena dampak Kepulauan Pasifik.

Baca Juga: Setelah 103 Tahun ‘Terbaring’ di Dasar Laut, Kapal Selam Australia Sisa-sisa Perang Dunia I Akhirnya Ditemukan, Jadi Kuburan Perang Bagi Tiga Puluh Lima Awak Kapal di Dalamnya

Yaitu menghilangkan persenjataan Perang Dunia II yang tua, berkarat, tidak meledak, dan berbahaya.

Upaya besar dan sangat mahal dilakukan untuk memindahkan barang-barang tersebut dengan aman.

Karena selain bahaya fisik bagi individu, kerusakan yang lambat dan terus-menerus dari semua amunisi sisa-sisa perang tersebut mulai mencemari lingkungan.

Dan pada akhirnya, akan mengancam mencemari pasokan air secara serius.

Baca Juga: Alat Musik yang Ditemukan dari Sisa-sisa Perang Dunia Ini Dimainkan Lagi dalam Pameran, Refleksi Betapa Perang Timbulkan Kerusakan pada Dunia

Di daerah perang, khususnya di kawasan Pasifik, terdapat masalah pencemaran perairan laut di sekitarnya, yang mengancam mata pencaharian para nelayan.

Pejabat pulau pun telah bekerja keras dengan memulihkan sejumlah besar bom Perang Dunia II, ranjau laut, granat tangan, dan artileri serta mortir dan amunisi senjata kecil di daerah perkotaan dan pedesaan, namun ini membutuhkan dukungan tambahan.

Pada puncak Perang Dunia II, serangkaian pertempuran terjadi di seluruh wilayah Kepulauan Pasifik.

Persediaan besar amunisi dibawa masuk, dan banyak dari barang-barang ini dibiarkan berserakan di pulau-pulau, terkubur di dalam tanah atau dibuang di laguna.

Hal-hal tersebut akibatnya menimbulkan ancaman yang signifikan bagi masyarakat lokal, lahan pertanian mereka, persediaan air mereka, dan merusak laut mereka.

Banyak pulau yang terjebak dalam perang sekarang harus menghadapi masalah ini.

Ada sejumlah lembaga yang bekerja untuk membersihkan depot, tempat pembuangan dan fasilitas penyimpanan lama dan menghapus semua amunisi Perang Dunia II yang berbahaya dan berkarat.

Upaya bersama dilakukan oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia dan Selandia Baru sedang berlangsung.

Dalam latihan bersama, pemulihan, dan penghapusan barang-barang berbahaya.

Baca Juga: Penemuan Sisa-sisa Perang Dunia II yang Menakjubkan, dari Kapal Selam Jepang Terbesar Hingga Pesan Tak Terpecahkan yang Dibawa Merpati Pos Inggris

Latihan bernama Operasi Render Safe, selain membersihkan laut di sekitarnya untuk keselamatan penduduk pulau, juga menghasilkan pencegahan kontaminasi stok ikan.

Operasi ini juga menghentikan “bom ikan”, di mana beberapa nelayan menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan, ini merupakan tindakan yang merusak lingkungan dan mengancam kesejahteraan mereka sendiri.

Di Kepulauan Russell, berbagai kelompok telah bekerja untuk memastikan bahwa desa-desa, serta perairan di sekitarnya, aman.

Beberapa desa memiliki lebih dari 50 buah persenjataan yang dikeluarkan dari mereka, dan berton-ton persenjataan telah dipindahkan dan diledakkan secara terkendali.

Operasi Render Safe juga terlibat dalam pembersihan lebih dari 100 lokasi di Bougainville di Papua Nugini, dari mana lebih dari 16 ton bahan peledak dipindahkan.

Masih banyak lagi yang harus dilakukan, karena sebuah kamp di Nauru dievakuasi ketika sebuah bom besar yang tidak meledak ditemukan.

Selongsong artileri Howitzer yang tidak meledak ini telah ditemukan di sana beberapa tahun yang lalu, tampaknya situs tersebut perlu diperiksa dengan benar untuk menemukan lebih banyak persenjataan yang tidak meledak.

Operasi juga sedang berlangsung di Samoa di mana, setelah penemuan persenjataan yang tidak meledak selama penggalian di situs Tafuna, Pusat Cadangan Angkatan Darat AS ditutup sampai para ahli dipanggil untuk membuangnya.

Eropa, yang telah menjadi arena perang besar, memiliki sejumlah besar bahan yang belum meledak dalam bentuk berton-ton bom, ranjau, mortir, roket, granat, dan amunisi sebagai akibat dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Baca Juga: Ibu dan Anaknya Ini Temukan Sesuatu yang Mirip Fosil, Tiba-tiba Meledak di Wastafel Dapur, Rupanya Ini Sisa-sisa Perang Dunia Kedua

Sejak perang ini terjadi lebih dari 70 tahun yang lalu, amunisi telah memburuk, membuatnya lebih sensitif terhadap gangguan, sehingga menjadi lebih berbahaya untuk ditangani.

Orang cenderung meremehkan bahaya amunisi ini dan tidak memperlakukannya dengan hormat, yang bisa mengakibatkan luka parah, bahkan kematian.

Bahkan ketika para ahli dipanggil untuk menangani bom, hasilnya tidak selalu positif.

Pekerja konstruksi di Gottingen (Jerman) pada tahun 2010, menemukan sebuah bom PD II seberat 500kg, sekitar 7 meter di bawah permukaan tanah.

Saat para ahli bersiap untuk melucuti senjatanya, bom itu meledak, menewaskan tiga orang dan melukai enam orang.

Pada tahun 2011, sebuah bom RAF lebih dari satu ton, juga dari Perang Dunia II, ditemukan di Sungai Rhine yang terkena dampak kekeringan di dekat Koblenz.

Lebih dari 45.000 orang dari kota harus dievakuasi sebagai tindakan pengamanan.

Lalu, pada tahun 2013, sebuah bom besar meledak di lokasi bangunan lain, di Euskirchen, yang mengakibatkan satu kematian, delapan orang terluka dan banyak kerusakan pada properti yang berdekatan.

Para ahli Prancis setiap tahun menemukan sekitar 900 ton amunisi beracun dan bahan peledak dari hutan Verdun.

Baca Juga: Terdengar hingga Bermil-mil, Bom Perang Dunia II Seberat 1000 Kg Diledakkan di Inggris, Warga Dievakuasi Berhari-hari

Masih banyak pula ditemukan oleh petani Prancis dan Flemish, persenjataan yang tidak meledak ketika membajak ladang mereka, yang mereka sebut sebagai ‘panen besi’.

Di Belgia, setiap tahun lebih dari 150 ton bom yang tidak meledak dikeluarkan oleh unit penjinak bom mereka, ini adalah masalah besar, lapor New Zealand News.

Tidak hanya tanah Eropa yang dipenuhi dengan sisa-sisa perang, tetapi juga sungai, danau, dan laut.

Pada tahun 1967 ketika bangkai kapal Polandia ‘Kielce’ meledak di dekat Folkestone, menyebabkan gempa bumi 4,5 yang diukur pada skala Richter.

Ada kekhawatiran besar juga mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh Bangkai SS Richard Montgomery, yang pada tahun 1944 tenggelam di lepas pantai Kent (Inggris) dengan muatan termasuk 1.500 ton persenjataan peledak.

Mempertimbangkan semua hal di atas, orang akan berpikir bahwa 'kekuatan yang ada' akan mencatat kehancuran yang disebabkan oleh semua persenjataan berbahaya dan mencemari bumi ini.

Kita harus mempertimbangkan Bumi kita, bahwa itu adalah satu-satunya yang kita punya.

Baca Juga: Satu Kota Langsung Geger, Bom Perang Dunia II Ditemukan dan Meledak, Awan Hitam Melesat ke LangitBikin 2.600 Warga Terpaksa di Evakuasi, Beginilah Kondisi Selanjutnya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait