Mewarisi takhta Samaratungga dan telah menikah, maka Pramodawardhani mendapatkan gelar Sri Kahuluan.
Dari pernikahannya dengan Rakai Pikatan, lahirlah Rakai Gurunwangi Dyah Saladu dan Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala.
Perang saudara
Sayangnya, pernikahan antara Rakai Pikatan dan Pramodawardhani ternyata tidak disukai oleh Balaputradewa, putra Samaratungga dari Dewi Tara.
Untuk memperebutkan takhta Mataram Kuno, terjadilah perang saudara antara Balaputradewa dengan Rakai Pikatan.
Namun, meski telah bertahan di Benteng Ratu Boko yang terbuat dari timbunan batu, Balaputradewa pun kalah dan memilih untuk menyingkir ke Sumatera, tanah kelahiran ibunya.
Balaputradewa akhirnya berhasil menjadi penguasa yang membawa Kerajaan Sriwijaya menuju puncak kejayaan.
Meski demikian, terjadi perdebatan pendapat dari para ahli mengenai asal-usul Balaputradewa.
Karena menurut Slamet Muljana, Balaputradewa bukanlah adik Pramodawardhani, melainkan pamannya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR