Intisari-Online.com - Konflik Rusia dan Ukraina benar-benar membuat seluruh negara Eropa tegang.
Ini karena konflikRusia dan Ukraina bisa membuat benua Biru menjadi medan perang yang mengerikan.
Tidak heran banyak negara yang menentang aksi Rusia menempatkan lebih dari 175.000 tentara diperbatasan Ukraina.
Salah satu kelompok yang menentang adalah G7 atau"Group of Seven".
G7 adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan koalisi tujuh negara yang memiliki ekonomi terbesar dan termaju di dunia.
Mereka adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Jepang, Inggris, Prancis, Italia, dan Kanada.
Ke-7 negara itu tentu merupakan sekutu Uni Eropa.
Sehingga merekatelah memperingatkan Rusia tentang "konsekuensi besar" jika berani menyerang Ukraina.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan kelompoknya ingin Rusia menghentikan agresinya terhadap Ukraina
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden selama panggilan video mereka pekan lalu bahwa pasukan Rusia tidak menimbulkan ancaman bagi siapa pun.
Meski militer Rusiamengumpulkan pasukan di perbatasan Ukraina.
Jika banyak negara tidak percaya, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakanPutinbersedia bertemu denganBiden secara langsung.
Ini karena ada perbedaan pendapat antaraRusia dan AS, tambah Peskov.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan Moskow mungkin merencanakan serangan militer pada akhir Januari.
Meskipun pejabat AS mengatakan belum jelas apakah Putin telah membuat keputusan.
Tapi Biden juga telah menyampaikankepada Putin bahwa akan ada akibat yang besar jika dia menginvasi Ukraina.
Salah satunyakonsekuensi ekonomi yang belum pernahterjadi sebelumnya.
Oleh karenanya, G7 maju membela Ukraina.
"Rusia seharusnyatahu bahwa agresi militer lebih lanjut terhadap Ukraina akan memiliki konsekuensi besar dan biaya yang parah sebagai tanggapan," tulis pernyataan G7 seperti dilansir daribbc.com pada Senin (13/12/2021).
G7 pun meminta Rusia untuk mengurangi eskalasi, melakukan cara diplomatik dan mematuhi komitmen internasionalnya tentang transparansi kegiatan militer.
Ukraina sendiri berbatasan dengan Uni Eropa dan Rusia.
Tetapi sebagai bekas negara pecahan Uni Soviet, Ukraina memiliki ikatan sosial dan budaya yang mendalam dengan Rusia.
Namun, Rusia menuduh Ukraina melakukan provokasi, dan mencari jaminan terhadap ekspansi NATO ke arah timur dan penyebaran senjata di dekat perbatasannya.
Hal inilah yang diduga membuat Putin marah dan mengatakan perang di timur negara itu.