Melalui kemampuannya dalam bercocok tanam dan menangkap ikan, mereka mampu beradaptasi cepat dengan kondisi lingkungan barunya.
"Orang Austronesia punya kemampuan untuk hidup di dua lingkungan, darat dan laut, maritim dan agraris, mereka juga andal berburu ikan untuk bertahan hidup di laut," ungkapnya.
Pada masa selanjutnya, kebudayaan itu terus dilanjutkan oleh bangsa penerusnya yang berkembang dan menetap di Nusantara.
Tradisi agraris dan maritim sekaligus diturunkan kepada mayoritas masyarakat Majapahit.
"Tinggalan arkeologi dan catatan sejarah, membuktikan bahwa pada zaman Majapahit, budaya maritim dan agraris berkembang pesat dan saling berhubungan erat," sambung Asyhadi.
Hasil bumi yang lahir dari keterampilan agraria luar biasa masyarakatnya, menjadi komoditas yang diperdagangkan dalam perniagaan internasional.
"Lada, pala, kayu manis, dan padi, diperdagangkan ke berbagai pulau melalui kapal-kapalnya yang kuat dan tangguh," jelasnya.
Tak sedikit wilayah di luar negeri yang ditempuh oleh Jung Majapahit, seperti Campa, Khmer, Ayuthia, Cina, bahkan Decima di Jepang.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR