Gertakan Vladimir Putin Sukses Bikin Ukraina Ketar-ketir, Tak Disangka Ini Target Rusia Jika Benar-benar Lakukan Perang Besar-besaran

May N

Penulis

Ilustrasi - Tentara Rusia
Ilustrasi - Tentara Rusia

Intisari - Online.com -Rusia telah mengirimkan lebih dari 100 ribu tentara ke perbatasannya dengan Ukraina, menyebabkan ketakutan diulanginya aneksasi Krimea 2014 lalu.

Bulan lalu, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba memperingatkan situasi di perbatasan dengan Rusia "rusak dengan serius" dengan ketakutan Moskow bisa merencanakan serangan militer lainnya.

Selasa kemarin, Presiden Amerika Serikat (AS) bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat panggilan video selama 2 jam.

Selama pertemuan tersebut, Biden menyuarakan "kekhawatiran mendalam" atas ketegangan Ukraina dan kedua belah pihak mencari langkah penanganan konkrit.

Baca Juga: Belum Direstui Vladimir Putin, Inilah Rencana Besar Rusia Tahun 2022, Usai Dibongkar AS Siapkan 175.000 Tentara Untuk Gempur Ukraina, Ternyata Rusia Juga Incar Hal Ini

Selama telepon tersebut, Biden mengingatkan Putin jika Barat akan memberikan sanksi "ekonomi dan penanganan lain" yang kuat kepada Rusia jika menginvasi Ukraina, sedangkan Putin menuntut jaminan jika NATO tidak akan memperluas invasi ke timur lebih jauh lagi.

Gedung Putih mengatakan Biden tidak membuat jaminan apapun untuk membatasi ekspansi NATO atas bantuan untuk Ukraina.

Penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan mengatakan kepada reporter: "Aku akan mengatakan kepadamu dengan jelas dan langsung ia tidak membuat komitmen seperti itu atau konsesi seperti itu. Ia berdiri dengan pernyataan jika negara-negara seharusnya bebas memilih mereka ingin berhubungan dengan siapa," dilansir dari Express.

Kremlin telah menyangkal ada niat menyerang Ukraina dan telah mengatakan pengiriman pasukan ke perbatasan selatan itu adalah aksi pertahanan saja.

Baca Juga: Pantas Vladimir Putin Tetap Tenang Walau Digertak Satu Eropa, Tak Disangka dengan Senjata Ini, Rusia Bisa Ratakan Inggris Cuma dalam Hitungan Menit

Namun negara-negara tetangga yang tiba-tiba menyuarakan masalah.

Namun, beberapa pakar telah mengatakan jika aneksasi langsung ke Ukraina bukanlah keinginan Putin.

Bahkan mereka mencurigai niat aslinya dia yaitu menyerang Barat.

Adeline van Houtte, kepala analis Unit Intelijen Ekonom untuk Rusia, menulis untuk Politico: "Ada banyak alasan atas pertanyaan narasi yang telah muncul di Barat beberapa minggu terakhir."

Baca Juga: Tarik Ulur Presiden Joe Biden dengan Vladimir Putin Masalah Ukraina Sampai Biden 'Kepung' Putin, Rupanya Begini Masalah Sebenarnya tentang Ukraina yang Bikin PutinKebakaran Jenggot!

Pertama adalah angka, yang tidak cukup sesuai.

Jika pertunjukan pasukan Rusia adalah untuk menyerang, tentu mereka membutuhkan lebih banyak pasukan dan pertahananudara.

Rusia juga akan lebih rahasia, dan kontras dengan rahasia, unjuk kekuasaan ini dilakukan sangat jelas sehingga tidak mungkin lagi mengambil Ukraina dengan kejutan, seperti yang mereka lakukan dengan Krimea.

Tambahan dengan ini, pasukan Ukraina juga jauh lebih kuat sekarang dibandingkan tahun 2014, dan serangan ke sana akan sangat memakan biaya bagi Rusia, baik secara ekonomi dan dari jumlah pasukan.

Baca Juga: Mati-matian Bela Taiwan dari China,Apakah Joe Biden Juga AkanMembantu Ukraina Melawan Vladimir Putin? Jawabannya Sungguh Tidak Disangka-sangka

Sifat serangan ini juga sangat berisiko secara politikbagi Putin yang kini sudah tidak lagi disukai masyarakat Rusia.

Lantas, apa niat sebenarnya di sini?

Van Houtte mengatakan Putin kemungkinan menargetkan kekuatan Barat mencapai masalah terbaru yang melawan kepentingan Rusia.

Rusia telah sangat khawatir mengenai aktivitas terakhir NATO, yang mengklaim pesawat pembom membawa senjata nuklir hanya 20 kilometer dari perbatasan mereka minggu lalu.

Baca Juga: Seantero Dunia Tahunya Cuma Konflik China-Taiwan, Nyatanya RusiaSudah Benar-benarSiap Menyerang Ukraina, Vladimir Putin Diklaim Punya Kelemahan NATO, Apa Itu?

Rusia juga tahu AS telah sibuk mempersenjatai Ukraina, yang telah menjadi salah satu penerima bantuan militer AS terbesar di dunia.

Van Houtte mengatakan: "Dalam jangka pendek, apa yang Putin inginkan adalah pertemuan dengan Joe Biden dan pembangunan kekuatan militer telah menyusun jalan menuju penawaran diplomatik.

"Putin dan Biden kini melaksanakan pembicaraan, di mana Putin akan menuntut jaminan jika NATO membatasi dukungan kepada Ukraina dan menghentikan potensi ekspansi apapun ke timur.

"Permintaan-permintaan ini akan sulit diterima bagi Barat. Putin tahu itu, tapi dengan militernya di perbatasan Moskow telah berhasil mengirim pesan yang jelas mengenai garis merah mereka dan fakta jika blok itu tidak diperbolehkan menembak."

Baca Juga: Sesaat Setelah Panggilan Video Joe BidendanVladimir Putin Berakhir, Jet Tempur F-35 Langsung Terbang ke Perbatasan Rusia, Apa yang Terjadi?

Pertemuan hari Selasa diharapkan menjadi pertemuan yang panjang, dengan Biden mengatakan ia menyiapkan "diskusi yang panjang" menambahkan: "Aku tidak menerima garis merah siapapun."

Mendiskusikan pertemuan itu, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan dalam pernyataannya: "Biden akan menggaris bawahi kekhawatiran AS dengan aktivitas militer Rusia di perbatasan dengan Ukraina dan memastikan kembali mengenai dukungan kedaulatan dan integritas Ukraina dari AS.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait