Bisa Tertawa Menghadapi Kedukaan Karena Kematian? Hanya Bisa Dilakukan di Pemakaman Merry di Rumania Ini, Nisannya Ditampilkan dengan Cara Berbeda!

K. Tatik Wardayati

Editor

Pemakaman Merry dengan nisan yang penuh canda, di Rumania.
Pemakaman Merry dengan nisan yang penuh canda, di Rumania.

Intisari-Online.com – Di desa Sapanta di perbatasan paling utara Rumania, kuburan di sini tidak akan Anda temukan seperti yang lainnya di dunia.

Warna-warna cerah dan batu nisan riang menyambut pengunjung.

Lukisan serta batu nisan yang menawan menggambarkan, secara unik dan puitis, orang-orang yang dimakamkan di sana.

Pemakaman ini bahkan menjadi museum terbuka dan merupakan objek wisata nasional.

Baca Juga: Berkuasa Hingga Lebih dari 3.000 Tahun, Tetapi Apa yang Terjadi pada Periode Pradinasti Firaun di Mesir Kuno? Salah Satunya Perbedaan dalam Pemakaman, Begini Cara Mereka Perlakukan Mayat

‘Cimtirul Vesel’ atau ‘Merry Cemetery’ atau Pemakaman Merry, menampung lebih dari 800 kayu salib yang memuat kisah hidup dan momen terakhir mereka yang terkubur di bawah sana.

Mengapa tradisi aneh ini dimulai dan apa arti semuanya itu?

Stan Ioan Patras lahir di Sapanta pada tahun 1908.

Pada usia 14 tahun, di tahun 1920-an, dia mulai mengukir salib untuk pemakaman lokal.

Baca Juga: Berumur Lebih dari 2.000 Tahun, Misteri Arkeologi 10.000 Gua Digali di Himalaya, Tempat yang Mustahil Diakses, Beberapa Jadi Tempat Pemakaman dengan Bukti Penemuan Tulang-belulang

Selama bertahun-tahun, Patras mulai menambahkan frasa kalimat pada ukirannya, dan mulai tahun 1935 dia mengukir dengan cerdas dan puisi ironis yang ditulis dalam dialek lokal tentang almarhum.

Puisi-puisinya sangat berbeda dengan tulisan formal dan muram yang biasa ditemukan di pekuburan.

Puisinya disusun dalam bahasa gaul dan ungkapan kasar, menggambarkan bagaimana individu yang meninggal disertai dengan lukisan diri yang meninggal.

Patras juga mulai mengembangkan simbolisme yang hati-hati dalam karya lukisan dan puisinya.

Hijau melambangkan kehidupan, kuning melambangkan kesuburan, merah untuk gairah, dan hitam melambangkan kematian.

Setiap warna selalu diberi latar belakang warna biru tua, dinamai menurut nama desa Sapanta.

Patras konon percaya bahwa warna biru melambangkan harapan, kebebasan, dan langit terbuka.

Merpati putih digunakan untuk mewakili jiwa, sementara burung hitam bisa mewakili kematian yang tragis atau mencurigkan.

Simbolisme ini semakin berkembang, lalu Patras mulai menanamkan rasa humor gelapnya ke salib.

Baca Juga: Sangat Indah, Beginilah Gambaran Makam Ratu Nefertari, Istri Firaun Mesir Kuno Ramses II, yang Ditemukan di Lembah Para Ratu, Gambarkan Perjalanannya ke Akhirat dengan Kualitas yang Luar Biasa

Bila Anda berasal dari kota kecil seperti desa di Rumania ini, maka hanya sedikit rahasia yang bisa disimpan.

Sering kali detail cabul dari orang yang baru meninggal bahkan dimasukkan pada salib di kuburan, menawarkan dengan adil, jika jujur, representasi individu.

Nisan sering kali memiliki aspek yang diketahui tentang almarhum, serta detail yang diketahui secara terbuka yang telah beredar sebagai gosip di desa itu.

Misalnya, pemabuk kota setempat, yang memiliki kuburan menunjukkan tulang warna hitam yang terseret ke bawah, sementara dia digambarkan minum dari botol berlabel ‘racun sesungguhnya’.

Patras sendirian menciptakan lebih dari 800 potongan batu nisan seni rakyat ini selama 40 tahun, menyusun, mengukir, dan melukisnya masing-masing.

Dia mengubah kuburan, dan menjelang akhir hidupnya, mulailah tempat itu dikenal sebagai Pemakaman Merry.

Pemakaman Merry di Rumania, dengan nisan yang terkesan lucu.
Pemakaman Merry di Rumania, dengan nisan yang terkesan lucu.

Ini kemudian ditemukan oleh jurnalis Prancis yang mempublikasikannya ke dunia luar.

Sayangnya, Stan Ioan Patras meninggal pada tahun 1977, melansir Historic Mysteries.

Dia mengukir salib dan batu nisannya sendiri sebelum dia meninggal.

Baca Juga: Berumur 800 Tahun, Mumi Ini Ditemukan oleh Para Arkeolog di Peru dalam Sebuah Makam Berbentuk Oval dalam Keadaan Terikat Anggota Tubuhnya dengan Tali, Diduga Disembunyikan dari Kolonial Eropa

Namun, ini bukan berarti akhir dari tradisi yang luar biasa ini.

Patra mewariskan rumah dan pekerjaannya kepada muridnya yang paling berbakat, yaitu Dumitru Pop yang terus menambahkan karyanya dalam pemakaman itu.

Lebih dari ini, Pop telah menambahkan rumah Patras ke Pemakaman Merry sebagai bengkel museum.

Mengikuti tradisi, Pop melakukannya semuanya sendiri, bahkan memilih pohon ek untuk nisan dan menebangnya sendiri.

Kayu adalah pilihan alami di Sapanta.

Banyak rumah yang masih terbuat dari kayu gelondongan yang disangga dengan sirap kayu berselubung di atasnya.

Pohon ek di dekat hutan menyediakan kayu yang bagus untuk ukiran.

Ukiran pada nisan sepenuhnya dibuat dengan tangan, dengan pahat dibangku di ruang terbuka di samping kandang sapi tua.

Meja untuk mengiris papan adalah satu-satunya perubahan yang ditambahkan Pop ke bengkel sejak tuannya meninggal.

Baca Juga: 'Shalom Haver,' Ucap Presiden AS ke-42 di Pemakaman Rabin Israel yang Dibunuh pada 1995, Ternyata Ini Alasan di Balik Mesranya Hubungan Negeri Yahudi Itu dan AS

Papan itu kemudian dicat dan ditempatkan di kuburan.

Sayangnya, karena cuaca maka cat sering kali dicat ulang setiap 15 tahun atau lebih, tugas yang jatuh ke murid Pop.

Pemakaman Merry

Pemakaman Merry tentu saja unik, tempat untuk merayakan kegembiraan dan kejujuran hidup dengan cara yang ceria dan lucu yang sepenuhnya bertentangan dengan tradisi barat.

Biasanya, ketika seseorang meninggal, maka sisi terbaik mereka yang ditampilkan, dan hanya kenangan indah yang dibagikan.

Namun, yang terbaik ini hanya setengah gambar.

Pemakaman Merry memberikan pengingat bahagia tentang gambaran lengkapnya.

Diyakini bahwa Stan Patras terinspirasi oleh budaya Dacia Kuno yang merayakan kehidupan daripada berkabung atas kematian.

Benar-benar tempat khusus ini mengikuti aksioma ‘jika Anda tidak tertawa, maka Anda akan menangis’.

Baca Juga: Bersama Dua Peti Kayu Bertatahkan Emas, Kereta Perang, Barang-barang Mewah, dan Madu Berumur 3.500 Tahun, Ditemukan Makam Komandan Kereta Perang Firaun, Yuya dan Tjuyu di Lembah Para Raja

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait