Intisari-Online.com – Selama ini dari para arkeolog kita mengenal Lembah Para Raja, tempat para Firaun dimakamkan di Mesir Kuno.
Adalah Lembah Para Ratu, merupakan nama pekuburan Mesir Kuno, di mana ratu dan pangeran dari Dinasti ke-19 dan ke-20 dimakamkan.
Meskipun di tempat itu juga dimakamkan beberapa zaman sebelumnya.
Tempat ini terletak di barat daya Lembah Para Raja, di seberang Luxor, di tepi barat Sungai Nil.
Merupakan tempat yang lebih kecil dengan jenis batuan berkualitas lebih rendah daripada Lembah Para Raja.
Tempat ini menerima nama Mesir, yaitu Ta-Set-Neferu, yang berarti ‘tempat keindahan’.
Dalam bahasa Arab adalah Biban al Harim.
Lembah Para Ratu ini terletak di dekat Lembah Para Raja, di tepi barat Sungai Nil, yang dipilih karena kedekatannya dengan Thebes.
Firaun dari Dinasti ke-18, alih-alih membuat konstruksi tradisional piramida sebagai ruang pemakaman, dan mungkin karena rentan terhadap penjarah kuburan, memilih untuk dimakamkan di kuburan yang dipotong menjadi batu.
Kompleks Lembah Para Ratu ini terdiri dari beberapa lembah, yaitu:
- Lembah Para Ratu, lembah utama dan terbesar
- Lembah Pangeran Ahmose, dinamai pemilik makam pertama yang ditemukan di dalamnya, QV88.
- Lembah Dolmen, dinamai beberapa batu dengan bentuk itu.
- Lembah Tali, dinamai berdasarkan penemuan string Koptik.
- Lembah Air Terjun Besar, karena aliran deras terbentuk di musim hujan.
- Lembah Tiga Lubang, yang namanya berasal dari tiga makam yang ditemukan di sumur.
Ada kuil Ptah, dan di Lembah Tiga Lubang reruntuhan Deir el Rumi, sebuah biara Koptik, yang dilestarikan.
Sejarah Lembah Para Ratu
Meskipun pendiri Lembah adalah Istri Kerajaan Agung dari pendiri dinasti ke-19, Ratu Sitre, namun sebelum dia, beberapa makam miliki Dinasti ke-17 dan ke-18 telah digali dari tempat itu.
Namun, hanya dari Sitre tempat itu menjadi eksklusif untuk wanita dan anak-anak favorit raja yang berkuasa.
Makam kerajaan pertama ditemukan oleh Belzoni pada tahun 1816, yaitu makam Tyti.
John Gardiner Wilkinson menemukan 24 kuburan pada tahun 1828, melansir historicaleve.
Champollion dan Rosellini mengidentifikasi kuburan sebelumnya pada tahun 1829.
Sementara, Carl Richard Lepsius melakukan inventarisasi baru, mendokumentasikan dan memulihkan banyak objek.
Ernesto Schiaparelli dan Francesco Ballerini memulai penggalian sistematis Lembah Para Ratu pada tahun 1903 dan menemukan makam Nefertari, permata terindah di seluruh pekuburan Theban.
Saat ini di Lembah Para Ratu terdapat hingga 98 makam, sumur dan lain-lain yang ditinggalkan tak lama setelah pembangunan yang tidak pernah ditempati, semuanya diberi nomor dengan inisial QV.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari