Kujang merupakan senjata tradisional khas Jawa Barat yang bentuknya sering dijadikan motif batik, patung, maupun lambang yang mencerminkan Suku Sunda.
Dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indoneisa, istilah kujang berasal dari bahasa Sunda kuno ‘kudi’ yang berarti senjata atau jimat dengan kekuatan gaib dan ‘hyang’ berarti dewa.
Secara harfiah, ‘kujang’ dapat diartikan sebagai suatu jimat ataupun senjata yang memiliki kekuatan magis dewa di dalamnya.
Dalam jurnal Kajian Historis dan Filosofis Kujang karya Aris Kurniawan, disebutkan bahwa kujang memiliki nilai sakral dan mistis digunakna menjadi medium mistik, simbol status (pangkat), penghormatan (pada orang yang berjasa besar bagi kerajaan), dan ajimat atau pusaka para petinggi dan bangsawan Kerajaan Pajajaran.
Kujang juga digunakan sebagai salah satu perkakas multifungsi yang tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat suku Sunda.
Yang digunakan oleh rakyat adalah kujang dengan bentuk yang sederhana dan terbuat dari bahan yang tidak terlalu mahal.
Sementara, kujang yang digunakan oleh para petinggi memiliki bahan yang mahal dan desain yang mewah.
Bagian, bentuk, dan fungsi Kujang
Dari sisi tajamnya, kujang memiliki empat bagian utama, yaitu:
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR