Buaya Sebagai Objek yang Ditakuti Namun Dihormati, Jadi Sarana Balas Dendam Akibat Ketidaksetiaan Sang Istri pada Pendeta Mesir Kuno Ini

K. Tatik Wardayati

Editor

Buaya dalam mitologi Mesir Kuno, menakutkan juga dihormati.
Buaya dalam mitologi Mesir Kuno, menakutkan juga dihormati.

Intisari-Online.com – Reptil besar ini, merupakan ancaman bagi mereka yang tinggal di tepi Sungai Nil.

Reptil besar ini juga menjadi objek ketakutan dan pengabdian orang Mesir Kuno.

Di dalam fauna penduduk Sungai Nil, buaya menjadi salah satu kehadiran yang paling khas dan mengganggu.

Berukuran hingga 6,1 meter, rahangnya yang kuat dan tubuhnya yang bersisik mewakili ancaman tetap dan menyakitkan bagi orang Mesir Kuno, yang terbiasa berlayar dan memancing di perahu papirus yang rapuh.

Baca Juga: Gunakan Campuran Jelaga Hingga Endapan dari Laut Merah, Beginilah Riasan dan Kecantikan Mesir Kuno yang Digunakan Pria dan Wanita, Menjadi Barang Penting bagi Kehidupan Setelah Kematian

Tidak mengherankan bila hewan yang menakutkan ini menempati tempat yang menonjol dalam budaya Firaun.

Bagi orang Mesir Kuno, buaya identik dengan bahaya.

Beberapa tanda tulisan hieroglif menunjukkan reptil besar ini dengan satu atau lebih pisau tertancap di tubuhnya.

Beberapa istilah juga ditulis dengan partikel berbentuk buaya untuk mengekspresikan konsep yang terkait dengan ‘agresivitas’ dan ‘keserakahan’.

Baca Juga: Digunakan Sebagai Jimat untuk Perlindungan Terhadap Penyakit-penyakit Berikut, Inilah Mata Horus, Dewa yang Harus Kehilangan Matanya Saat Pertempuran Membalas Kematian Ayahnya

Reptil yang bersembunyi itu menjadi ancaman bagi semua orang mendekati pantai Sungai Nil, dimulai dari hewan-hewan lain.

Dalam sebuah papirus dicatat bahwa Kerajaan Baru memiliki beberapa mantra yang diperlukan untuk melindungi kuda-kuda yang menyeberangi sungai.

Bagi manusia sendiri, bahaya buaya malahan menjadi topik sastra.

Dalam ‘Satir Dagang’ misalnya, risiko yang dihadapi oleh tukang cuci yang mencuci di tepi Sungai Nil menjadi tetangga buaya, atau nelayan yang bekerja di sungai berbaur dengan reptil itu.

Dalam Dialogue of the Desperate Man dengan Ba-nya, protagonis menyatakan, “Lihat, namaku dibenci, lebih dari bau buaya, lebih dari duduk di gundukan pasir yang penuh buaya.”

Dalam ‘Papirus Westcar’, buaya yang fantastis mengintervensi kisah kecemburuan dan balas dendam.

Dikisahkan, pendeta Ubaoner mengetahui bahwa istrinya tidak setia kepadanya dan setelah mengetahui janji yang dijadwalkan oleh para kekasih, ia menciptakan buaya lilin yang dengan sihir, bisa hidup dan menjebak kekasih istrinya, membawanya ke dasar sungai.

Setelah beberapa insiden, hewan itu memakan pria yang malang, sementara istrinya terbakar sampai mati.

Meski demikian buaya bukan hanya binatang buas yang menakutkan.

Baca Juga: Marah dengan Perlakuan Manusia Terhadap Ayahnya, Lalu Balas Dendam pada Pria dalam Perjalanan Mereka, Inilah Arti Mata Ra, Mata Kanan yang Diidentifikasi Sebagai Matahari

Buaya juga membangkitkan penghormatan khusus, yang membuat banyak dewa terinspirasi mengambil bentuknya.

Seperti, dewa elang Horus mengubah dirinya menjadi buaya untuk membawa ayahnya Osiris keluar dari kedalaman sungai, yang dibunuh oleh saudaranya yang jahat, Set.

Buaya juga diidentikkan dengan dewa matahari Ra, pada saat kebangkitannya muncul dari Nun, perairan purba.

Namun, dewa buaya yang paling unggul adalah Sobek, yang namanya berarti ‘buaya’, melansir historicaleve.

Pertama kali digambarkan dalam bentuk hewan ini, Sobek akhirnya digambarkan dengan tubuh manusia dan kepala buaya.

Di Kerajaan Tengah, Sobek menjadi pemberi cahaya, dan di bawah dinasti ke-13 Sobek diadopsi sebagai pelindung kerajaan.

Dewa dengan kepala buaya dalam mitologi Mesir Kuno.
Dewa dengan kepala buaya dalam mitologi Mesir Kuno.

Sobek adalah dewa kesuburan, tumbuh-tumbuhan, dan kekuatan kreatif.

Dia menjadi penguasa air dan lahan basah, pada saat yang sama, dia adalah dewa pelindung, karena orang Mesir mengamati bahwa dia adalah pembela telurnya yang ganas.

Baca Juga: Gunakan Rok dan Tunik dengan Tali Bahu, Penari Mesir Kuno Tidak Hanya Berikan Hiburan, Tapi Memiliki Nilai Religius, Karena Bantu dalam Perjalanan Menuju Alam Baka

Dalam ikonografi Mesir, ada banyak hibrida buaya dan hewan lainnya. Bentuk air Horus memiliki tubuh buaya dan kepala elang.

Dewi Taweret yang dermawan, dewa rumah, pelindung wanita selama kehamilan, persalinan, dan kelahiran, memiliki kepala kuda nil, kaki sangi, dada manusia, dan ekor buaya.

Sedangkan Ammit, monster yang bertanggung jawab akan melahap jiwa almarhum yang tidak lulus penilaian Osiris , setengah singa, setengah kuda nil, dan memiliki kepala buaya.

Baca Juga: Nasib Tragis Sarkofagus Pendeta Penyanyi Mesir Kuno yang Belum Dibuka, Hancur di Brasil Saat Umurnya 2.700 Tahun, Inilah Mumi Sha-Amun-en-su yang Percaya Musik Bantu Perjalanan Menuju Alam Baka

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait