Intisari-Online.com - Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait varian baru virus corona Omicron langsung membuat takut seisi dunia.
Sebab mungkin saja varian baru virus corona menyebabkan munculnya gelombang ke-3 pandemi virus corona.
Namun rupanya tidak semua menganggap varian Omicron sebagai ancaman.
Salah satunyaProfesor Karl Lauterbach, pakar epidemiologi Jerman ini.
Memang bagaimana menurutnya?
Dilansir dari24h.com.vn pada Selasa (30/11/2021),Profesor Karl Lauterbach mengatakan pada 29 November 2021 bahwa vairan Omicron dapat menyebabkan pandemi Covid-19 berakhir lebih cepat.
Bahkan pria yangmencalonkan diri sebagai menteri kesehatan Jerman berikutnya itu menyatakanvarian Omicron bisa menjadi "hadiah Natal".
Profesor Karl Lauterbach tentu punya alasannya.
Menurutnya varian baru inibisa menjadi perkembangan positif jika varian baru Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan.
Karl Lauterbach menyarankan bahwa Omicron memiliki banyak mutasi yang berarti dapat dioptimalkan untuk infeksi, tetapi lebih sedikit menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Ingat,Omicron memiliki hingga 32 mutasi pada protein lonjakan, yang dua kali lebih banyak dari varian Delta.
PernyataanKarl Lauterbach itu muncul tidak lama setelahpara ahli di Afrika Selatan mengkonfirmasi bahwa Omicron menyebabkan gejala Covid-19 yang lebih ringan daripada varian sebelumnya.
Sebelumnya, pakar medis di Afrika Selatan mengatakan varian Omicron menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada banyak varian sebelumnya.
Seperti sakit kepala, nyeri otot dan kelelahan, dan belum ada laporan kasus rawat inap atau kematian.
Dr Angelique Coetzee, presiden Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan tujuh orang yang dirawatnya menderita kelelahan, nyeri otot ringan, tenggorokan gatal, dan batuk kering.
Dr Coetzee mengatakan orang yang terinfeksi pulih dengan baik di rumah dan menjadi lebih baik dalam dua hingga tiga hari.
Tidak ada yang mengalami kehilangan rasa atau bau atau penurunan tajam kadar oksigen darah.
Sebagian besar infeksi varian Omicron sampai saat ini terjadi pada orang yang usianya muda.
Akibatnya, para ahli menyarankan bahwa gejala dan tingkat keparahannya dapat bervariasi ketika Omicron menyebar ke kelompok usia yang lebih tua dan memiliki sakit kronis.
Profesor Paul Hunter, spesialis penyakit menular di University of East Anglia, mengatakan teori Karl Lauterbach mungkin benar.
Tapi dia tetap menyarankan bahwa vaksinasi mungkin membantu melawan varian Omicron.
Demikian pula, Profesor Abdool Karim, yang merupakan penasihat utama pemerintah Afrika Selatan.
Selama gelombang pertama pandemi, dia mengatakan yakin vaksinvirus coronaakan melindungi orang dari gejala parah.
Namun, para ahli mengatakan mereka membutuhkan setidaknya 2 minggu untuk menentukan dampak dari varian Omicron.
Para ilmuwan juga membutuhkan setidaknya dua minggu untuk mengetahui apakah mutasi mengkhawatirkan Omicron membuatnya lebih menular daripada varian Delta, serta resistensi vaksin.
Menurut Daily Mail, para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa virus corona tidak mungkin dihancurkan.
Tetapi akan berubah menjadi virus penyebab pilek.