Inilah Sultan Trenggono, Raja Demak yang Menaklukkan Majapahit dengan Kirim Pasukan di Bawah Sunan Kudus

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Majapahit takluk di tangan Raja Demak Sultan Trenggono
(Ilustrasi) Majapahit takluk di tangan Raja Demak Sultan Trenggono

Intisari-Online.com -Sultan Trenggono (penguasa Kerajaan Demak ketiga yang memerintah antara 1521-1546) adalah adik kandung Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor, raja Demak kedua (1518-1521).

Ia lahir pada sekitar 1483 sebagai putra dari Syekh Khaliqul Idrus, seorang ulama dari Parsi yang datang ke tanah Jawa dan menetap di Jepara pada sekitar 1400 Masehi.

Sedangkan ibunya adalah putri seorang ulama dari Gujarat yang lebih dulu datang ke tanah Jawa.

Sultan Trenggono berhak atas takhta Demak karena Pati Unus meninggal tanpa keturunan.

Baca Juga: Gantikan Posisi Gajah Mada Sebagai Patih Amangkubumi, Gajah Enggon Justru Membuat Majapahit Makin Jatuh hingga Berada di Ambang Keruntuhan

Sultan Trenggono mempunyai beberapa anak, di antaranya Sunan Prawoto yang nantinya menjadi penguasa Demak keempat, Ratu Kalinyamat, Ratu Mas Cempaka (istri Jaka Tingkir), dan Pangeran Timur.

Pencapaiannya saat memerintah sangat banyak, hingga berhasil mengantarkan Kerajaan Demak menuju puncak kejayaan.

Selain itu, ia juga berjasa dalam penyebaran agama Islam di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sultan Trenggono meninggal pada 1546, ketika memimpin serangan dalam rangka perluasan wilayah ke Jawa Timur.

Baca Juga: Statistik Kejahatannya Dijamin Bikin Anda Melongo, Inilah Suku Tengger, Keturunan Terakhir Majapahit yang Dianggap Sebagai Wujud Sejati dari Pancasila, Kok Bisa?

Masa pemerintahan Sultan Trenggono

Melansir Kompas.com, Sultan Trenggono naik takhta pada 1521, dan setelah dilantik oleh Sunan Gunung Jati gelarnya adalah Sultan Ahmad Abdul Arifin.

Di bawah kekuasaannya, masa kejayaan Kerajaan Demak dapat dicapai.

Pencapaian Demak pada masa pemerintahan Sultan Trenggono pun sangat banyak, termasuk mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada 1527.

Pada 1522, Fatahillah dikirim Sultan Trenggono ke Banten dalam rangka perluasan wilayah sekaligus menggagalkan upaya Portugis mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Baca Juga: DalamTubuhnyaMengalir Darah Raja-raja Majapahit, Siapa Sangka Raden Patah Malah Mendirikan Kerajaan Islam Pertama di Pulau Jawa, Pemberontakan Ini Jadi Bukti Sejarahnya

Armada Demak di bawah pimpinan Fatahillah akhirnya berhasil mengusir Portugis pada 22 Juni 1527 dan mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta.

Setelah menguasai Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon, usaha untuk memperluas wilayah terus dilakukan hingga Jawa Tengah bagian selatan dan Jawa Timur.

Dalam usaha perluasan wilayah ke Jawa Timur, Sultan Trenggono memimpin pasukannya sendiri.

Pada 1527, pasukan Demak di bawah pimpinan Sunan Kudus berhasil menaklukkan Kerajaan Majapahit.

Baca Juga: Cuma Gara-gara Murka Dyah Wijaya pada Sosok Ini, Konon Majapahit Pernah Terbelah Menjadi Dua, Momen Pertempuran Epik Ini Pun Terjadi Bunuh-bunuhan Mahisa Nabrang hingga Ranggalawe

Selain itu, wilayah lain seperti Madiun, Tuban, Gresik, Surabaya, dan Malang juga berhasil dikuasai.

Kekuasaan Demak saat dipimpin oleh Sultan Trenggono meliputi sebagian Jawa Barat, Jayakarta, Jawa Tengah, dan sebagian Jawa Timur.

Di samping penaklukkan wilayah, Sultan Trenggono menjadikan Demak sebagai pusat penyebaran Islam di Jawa Tengah.

Akhir hidup

Sultan Trenggono gugur dalam upayanya menaklukkan Pasuruan pada 1546.

Setelah meninggalnya Sultan Trenggono terjadi perang saudara antara Sunan Prawoto, raja Demak keempat, dan Pangeran Sekar Sedo Lepen.

Perebutan kekuasaan di antara pengganti Sultan Trenggono inilah yang menjadi faktor kemunduran Kerajaan Demak.

Baca Juga: Disebut Mahapatih dengan Segudang Prestasi Mentereng, Siapa Sangka Gajah Mada Pernah Dirumorkan Bersekongkol Lakukan Pembunuhan Raja Majapahit Ini

(*)

Artikel Terkait