"Kami telah memulai dengan nikel. Mungkin tahun depan, kami menghitung, kami mungkin berhenti mengekspor bauksit. Tahun depan kami mungkin bisa menghentikan ekspor tembaga, dan tahun depan menghentikan ekspor timah," ujar Jokowi dalam pertemuan tahunan bank sentral dengan pemegang saham finansial.
Indonesia telah dikenal sebagai pengekspor utama bijih logam, dan telah menghentikan ekspor bijih nikel tahun lalu.
Aksi ini telah memicu melonjaknya investasi, terutama dari China, untuk masuk ke dalam industri pemrosesan nikel.
Di bawah aturan baru, Indonesia memutuskan menghentikan ekspor bauksit dan bijih tembaga, di antara bijih logam lainnya, di tahun 2023.
Masih tidak jelas apakah rencana Jokowi adalah untuk ekspor timah.
Sejak 2018, Indonesia sudah mengharuskan timah dijual dalam produk turunannya dengan kemurnian minimal 95%.
"Kami ingin sumber-sumber daya ini diekspor sebagai barang semi-jadi atau barang jadi, karena apa yang ingin kami tambahkan adalah nilai plusnya," ujar Jokowi.
Larangan dalam ekspor bijih nikel telah membuat Uni Eropa mengeluh masalah ini kepada World Trade Organization, tapi Jokowi mengatakan sengketa ini "bukanlah masalah" dan Indonesia akan melanjutkan menerima investor asing.
KOMENTAR