Intisari-Online.com - Hubungan China dan Malaysia dikabarkan memanas karena persoalan Laut China Selatan.
Malaysia telah memanggil utusan China untuk protes melawan gangguan mereka di Laut China Selatan untuk kedua kalinya tahun ini.
Kementerian Luar Negeri Malaysia minggu ini mengirimkan catatan verbal 4 paragraf ke duta besar China Ouyang Yujing yang mengatakan Malaysia "memprotes melawan kehadiran dan aktivitas kapal-kapal China, termasuk kapal survei, di zona ekonomi eksklusif Malaysia lepas pantai Sabah dan Serawak."
"Kehadiran dan aktivitas kapal-kapal ini tidak konsisten dengan Aksi Zona Ekonomi Eksklusif Malaysia tahun 1984, demikian juga dengan UNCLOS 1982," ujar pernyataan tersebut.
"Posisi konsisten Malaysia dan aksinya didasarkan pada hukum internasional, mempertahankan kedaulatan kami dan hak berdaulat di perairan kami. Malaysia juga memprotes terhadap gangguan sebelumnya oleh kapal asing lain yang masuk ke wilayah laut kami," ujar pernyataan verbal tersebut.
Pada Juni lalu, Malaysia yang masih dipimpin perdana menteri lain, secara terbuka menuduh jet tempur China melanggar "zona udara dan kedaulatan Malaysia" dan berikrar "memiliki hubungan diplomatik ramah dengan negara manapun bukan berarti kami akan mengkompromikan keamanan nasional kami."
Menurut angkatan udara Malaysia, beberapa pesawat militer China, termasuk Ilyushin-76 dan Xian Y-20, disinyalir membuat sebuah "formasi taktis" di dalam zona udara Malaysia, yang kemudian menjadi "sebuah ancaman serius untuk keamanan nasional dan jaminan penerbangan."
Di luar urusan Laut China Selatan, hubungan China dan Malaysia sebenarnya sedang kompak-kompaknya dalam urusan ini.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR