Lebih dari seabad yang lalu, mumi itu ditemukan di Mesir.
Lokasi tepatnya tidak diketahui, meskipun diperkirakan berasal dari kota selatan kuno Gebelein di Sungai Nil.
Ia adalah seorang pria yang berusia sekitar 20 hingga 30 tahun ketika dia meninggal, para ilmuwan melaporkan.
Mumi tersebut diperoleh pada tahun 1901 oleh Museum Mesir di Turin, Italia, dan berasal dari tahun 3700 SM hingga 3500 SM, menurut penelitian tersebut.
Baik pedagang yang menjual mumi maupun museum yang memajangnya tidak pernah menerapkan jenis perawatan konservasi apa pun pada sisa-sisa jasad yang rapuh, "oleh karena itu memberikan kesempatan unik untuk analisis," tulis para peneliti sebagaimana dilansir Live Science.
Sebelumnya, para ilmuwan telah menganalisis fragmen pembungkus pemakaman mumi yang berasal dari lokasi lain.
Yakni yang berasal dari periode yang kira-kira sama dengan mumi Turin, dan mereka menemukan jejak senyawa yang mengisyaratkan prosedur pembalseman.
Tetapi mumi Turin memberi para peneliti kesempatan langka untuk berburu bukti serupa pada tubuh yang diawetkan, penulis utama studi Jana Jones, seorang peneliti di Departemen Sejarah Kuno di Universitas Macquarie di Sydney, Australia.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR