Diproklamirkan Sebagai Dewa Utama Mesir Kuno, Firaun Amun Mengkombinasikan Diri dengan Dewa Ra, Kultus Keilahian Ini Berlangsung Lama Hingga Pemerintahan Akhenaten yang Mengakui Hanya Ada Satu Tuhan

K. Tatik Wardayati

Penulis

Firaun Amun yang mengkombinasikan diri dengan dewa Ra, menjadi dewa utama Mesir Kuno, Amun-Ra.

Intisari-Online.com – Dewa atau Tuhan Amun, ini berarti Amun secara tradisional dikaitkan dengan yang tersembunyi, ada di mana-mana tetapi tidak bisa dilihat, hanya bisa dirasakan.

Dari konsepsi tersebut maka diperoleh hubungan antara udara dan angin yang mengelilingi segala sesuatu.

Atribusi terhadap sosok dewa ini tidak statis sepanjang perkembangan sejarah, tetapi mengalami variasi penting.

Dewa Amun dikaitkan dengan jurang primitif dan kekuatan kreatif.

Baca Juga: Hati-hati Baca Tulisan Ini! Tidak Hanya dari Mitologi Mesir Kuno, Inilah 10 Dewa Jahat dari Zaman Kuno yang Harus Dihindari, Tak Hanya Sebabkan Kehancuran, Balas Dendam, Bahkan Mereka Lakukan Ini!

Pada awalnya, pemujaannya berpusat di kota Thebes, dia dianggap seabgai putra Maat dan Thoth serta suami Mut dan ayah Khonsu.

Kemudian membentu dengan dua terakhir ini yang disebut triad Theban yang ia gunakan untuk memusatkan ibadahnya.

Dengan berlalunya waktu, terutama selama Dinasti ke-12, sosoknya menjadi semakin penting, menggantikan dewa prajurit Montu sebagai pelindung provinsi Thebes.

Klimaksnya setelah kekalahan Hyksos oleh para pangeran Theban.

Baca Juga: Ritual Buka Mulut Dilakukan pada Mumi yang Akan Dimakamkan, Agar Bangsa Mesir Kuno Dapat Bertemu dengan Dewa dan Nikmati Kehidupan Abadi, Seperti Apa Bentuk Ritual Tersebut?

Pada saat itu dia akan diproklamirkan sebagai dewa utama dari jajaran Mesir, menjadi identifikasi dengan sosok firaun dengan kekuatannya.

Dalam konteks inilah ia mulai mengidentifikasi dengan dewa kota Heliopolis, dewa Ra, membantuk kombinasi Amun-Ra dan memberinya kekuatan kreatif serta pembangkit segala sesuatu yang ada, termasuk dewa-dewa lainnya.

Kultus Amun berasal dari Thebes, ketika semakin populer menyebar ke seluruh Mesir Hulu dan Hilir.

Di kota inilah dua tempat suci utamanya berada, yaitu Karnak dan Luxor, meskipun tempat lain juga menonjol, seperti Debod.

Seperti dewa-dewa lain yang membentuk panteon Mesir, pemujaan Amun dilakukan setiap hari di semua kuil yang didedikasikan untuknya.

Hal itu tentang memuaskan kebutuhan dewa seolah-olah dia manusia, untuk itu komunitas imam mencuci sosok mereka, memberi aroma, memberi makanan, termasuk membawa mereka keluar dalam prosesi.

Dalam kasus Amun, ritus-ritus ini dikembangkan dengan sangat rahasia dan dalam konteks triad Theban.

Komunitas religiusnya, yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ritus-ritus ini, mengumpulkan kekuatan yang sangat besar.

Sepanjang tahun, dua festival yang berhubungan dengan kultus Amun sangat menonjol, yaitu Opet dan Festival Indah Lembah, atau ‘heb nefer en inet dalam bahasa Mesir’.

Baca Juga: Seperti Halnya Bangsa Mesir Kuno dan Romawi Kuno, Inilah 10 Dewi dalam yang Mitologi Yunani Kuno, Mulai dari yang Keibuan, Bijaksana, Hingga Dianggap Sebagai Dewa dan Tetap Perawan

Festival tersebut adalah prosesi di mana sosok dewa meninggalkan tempat sucinya untuk mengunjungi dewa-dewa lain dan memberkati tanah mereka.

Festival Opet adalah pemindahan sosok Amun dari Kuil Karnak ke Luxor melalui jalan sphinx yang menyatukan kedua kuil.

Sedangkan Festival Indah Lembah, kurang lebih sama, tetapi dalam kasus ini sosok Amun dari Karnak pindah ke kompleks Deir el-Bahari.

Tergantung pada daerahnya, sosok Amun memiliki nama yang sangat berbeda serta ikonografi dan atribusi mistisnya sendiri.

Kultus keilahian ini berlangsung sangat lama dengan pengecualian gangguan yang terjadi pada masa pemerintahan firaun Akhenaten.

Dengan kedatangan Ptolemy berkuasa, mereka menghormati tradisi sampai pada masa pemerintahan Ptolemy IX.

Kota Thebes dipecat karena pemberontakan nasionalis dan kultus Isis dan Osiris mulai mendapatkan kepentingan yang lebih besar, seperti dapat dilihat di evolusi kuil Debod.

Amun tampil terwakili secara antropomorfik, yang paling umum adalah melihatnya dengan wajah biru atau hitam, melansir historicaleve.

Baca Juga: Tinggalkan Warisan untuk Para Raja dan Dewa, Inilah Arsitek Firaun Pembangun Mesir Kuno yang Megah, Pekerjaan Pentingnya Tak Sekadar Konstruksi Bangunan, Tetapi Juga Ini!

Kadang-kadang mungkin untuk melihatnya diwakili dalam bentuk manusia dengan kepala domba jantan dengan tiara di kepalanya yang berfungsi sebagai dasar untuk dua bulu elang yang panjang.

Di lain waktu ia mengambil penampilan bentuk mumi.

Adapun representasi hewannya, ia melakukannya dalam bentuk domba jantan, dengan satu atau empat kepala.

Juga bisa berbentuk angsa atau ular, singa atau banteng, meskipun yang terakhir tidak terlalu sering.

Baca Juga: Terendam Selama 1.000 Tahun, Kota Penting dari Mesir Kuno Ini Ditemukan Bersama Ratusan Patung Dewa, Firaun, dan Jimat

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait