Intisari - Online.com -Singapura sedang dalam tahap tergentingnya melawan Covid-19.
Hal ini karena Kementerian Kesehatan negara itu baru saja memprediksi jika mereka akan mencatat sekitar 2000 kematian akibat Covid-19 per tahun meskipun sudah didukung perawatan medis terbaik.
Korbannya kebanyakan nantinya adalah orang tua dan mereka yang sudah tidak sehat.
Melansir The Straits Times, menurut Menteri Senior Negara Kesehatan Janil Puthucheary di Parlemen, Senin (1/11/2021), terkait hal tersebut, Pemerintah berupaya menggunakan strategi kombinasi berupa tingkat vaksinasi yang tinggi, suntikan booster, dan kekebalan alami dari infeksi ringan untuk menghentikan penyebaran penyakit sebagai epidemi di sini.
Dr Janil mengatakan tingkat kematian Covid-19 Singapura adalah salah satu yang terendah di dunia sebesar 0,2%, dibandingkan dengan 3% atau lebih tinggi di negara-negara yang mengalami lonjakan kasus sebelum vaksinasi.
Negara ini telah mencatat 407 kematian pada hari Minggu (31/10/2021).
Adapun tingkat 0,2% ini sebanding dengan terkena pneumonia, katanya kepada DPR.
Setiap tahun, sebelum pandemi, sekitar 4.000 pasien akan meninggal akibat influenza, pneumonia virus, dan penyakit pernapasan lainnya.
Menanggapi pertanyaan dari The Straits Times, Kementerian Kesehatan mengatakan ada 4.153 kematian akibat pneumonia dan influenza pada 2020.
Bandingkan dengan 4.442 kematian pada 2019, 4.387 kematian pada 2018, 4.216 kematian pada 2017 dan 3.856 kematian pada 2016.
Janil mengatakan, Singapura berusaha keras untuk menghindari "kematian tinggi" karena ketidakmampuan untuk memberikan perawatan medis yang memadai.
"Dengan kata lain, meskipun kita akan memiliki kematian akibat Covid-19, kita tidak akan melihat lebih banyak kematian secara keseluruhan daripada tahun normal non-Covid," katanya.
Hal ini juga yang menyebabkan Singapura tidak bisa langsung terbuka begitu saja dan mengambil risiko penambahan jumlah kasus.
"Karena semakin banyak kasus akan menyebabkan semakin banyak tempat tidur ICU yang digunakan, dan melampaui titik tertentu yang akan memaksa kita untuk menerima standar perawatan yang lebih rendah, dan bisa menyebabkan lebih banyak kematian yang bisa dicegah," katanya.
Sampai saat ini, jumlah kematian mutlak di Singapura telah dijaga tetap kecil dengan memastikan bahwa sedikit orang yang tertular Covid-19 dan juga mereka yang terinfeksi mendapat perawatan dan perawatan yang baik, katanya.
"Sekarang kita harus hidup dengan Covid-19, kita akan terus melindungi orang agar tidak terinfeksi melalui vaksinasi dan langkah-langkah manajemen yang aman, tetapi perlindungan ini tidak lengkap. Itu sebabnya jumlah yang lebih besar akan terinfeksi," katanya.
Seiring waktu, jumlah absolut kematian akibat Covid-19 akan meningkat meskipun mendapatkan perawatan medis terbaik.
Dia memprediksi, virus Covid-19 akan mengakibatkan 2.000 kematian per tahun.
"Kita harus memastikan bahwa setiap orang yang terinfeksi Covid-19 akan menerima perawatan medis yang layak oleh petugas kesehatan dan sistem rumah sakit kita, dan diberi kesempatan terbaik untuk melawan penyakit ini," jelas Janil.
Dia menambahkan, "Situasi saat ini tidak akan bertahan selamanya. Kita pada akhirnya akan bisa keluar dari situasi ini.
"Akhirnya cukup banyak dari kita yang akan divaksinasi atau akan terinfeksi, sehingga kami akan melihat jumlah kasus turun dan situasi stabil. Di sana kita harus berusaha menjaga jumlah kematian serendah mungkin."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini