Intisari-Online.com – Ossy Dermawan, staf pribadi SBY, dalam keterangannya mengatakan bahwa Susilo Bambang Yudhonoyon (SBY), yang adalah Presiden keenam RI, didiagnosis mengalami kanker prostat atau prostate cancer stadium awal.
Melansir dari kompas.com, kabar tersebut disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan melalui metode MRI, biopsi, Positron Emission Tomography (PET) Specific Membrane Antigen (SMA) Scan, dan pemeriksaan lainnya oleh tim dokter.
Namun, menurut Ossy, kanker prostat yang diderita SBY masih dalam tahapan (stadium) awal.
Sesuai dengan kondisi kesehatan SBY saat ini, menurut Ossy, tim dokter menyimpulkan semua opsi terbuka untuk melakukan pengobatan dan penyembuhan terhadap Presiden keenam tersebut.
Namun, menurut Ossy, SBY akan melanjutkan perawatan medisnya ke sebuah rumah sakit di luar negeri.
Tim dokter Indonesia telah melakukan komunikasi dengan tim dokter negara sahabat, yang berlangsung baik, menurut Ossy.
Pihak luar negeri sendiri sepakat dan bersedia untuk menangani pengobatan dan penyembuhan SBY.
Sementara itu, menurut Ossy, kondisi SBY terkini masih tetap menjalankan kegiatan sehari-hari, seperti menunggu klub bola voli Lavani berlatih, melukis, membaca, dan menulis.
Bahaya lontong plastik untuk kesehatan
Mungkin Anda pernah menemui ini ketika membeli jajanan ketoprak, gado-gado, atau lontong sayur.
Anda akan menemukan bahwa abang-abang penjualnya menggunakan lontong yang dibungkus dengan plastik sebagai salah satu uba rampe jajanan yang dijualnya itu.
Dengan alasan lebih praktik, plastik digunakan untuk membuat lontong, karena tidak perlu repot-repot mencari daun pisang.
Melansir sajiansedap, untuk pembuatannya, beras tinggal dimasukkan ke dalam plastik, lalu plastik tadi ditusuk-tusuk dengan garpu supaya ada udara yang keluar dan tinggal direbus hingga matang.
Tetapi, perlu diingat bahwa di balik kepraktisannya itu, nyatanya lontong plastik justru menyimpan bahaya.
Seperti kita ketahui, plastik memiliki titik lelelh rendah sehingga sangat mudah meleleh pada suhu panas.
Ketika meleleh inilah akan ada partikel plastik yang luluh dan bercampur pada makanan.
Nah, jika ini masuk ke dalam tubuh dan secara terus-menerus menumpuk dalam tubuh, maka partikel ini bisa menyebabkan banyak penyakit mengerikan, mulai dari kanker hingga kemandulan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun nampaknya sadar dengan keresahan masyarakat mengenai kejelasan lontong plastik ini.
BPOM, dalam salah satu rilisnya, menegaskan kalau aman atau tidaknya lontong plastik, tergantung pada jenis plastik yang digunakan.
Plastik yang aman digunakan untuk merebus lontong adalah plastik jenis LLDPE, HDPE, PP dan OPP.
Untuk jenis plastik ini punya titik leleh tinggi sehingga akan meleleh atau melunak di atas suhu 100°C.
Jadi, plastik ini cenderung lebih aman digunakan pada suhuh tinggi, terutama untuk membuat lontong.
Yang harus dihindari adalah penggunaan plastik jenis LDPE untuk membuat lontong, karena jenis plastik ini titik lelehnya lebih rendah, yaitu pada suhu 83°C - 98°C.
BPOM juga menyarankan agar kita tidak menggunakan plastik jenis ini untuk membuat lontong.
Kalau prosedur di atas dijalani, maka plastik tentu aman digunakan dan tidak menyebabkan kanker atau kemandulan.
Tidak hanya itu, plastik juga punya sifat inert atau tidak mudah berinteraksi dan tak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.
Baca Juga: Pantas Banyak Dijadikan Lalapan, Daun Kemangi Rupanya Mampu Mencegah Penyakit Mematikan Ini
Namun, perlu dipahami bahwa ada banyak bahan tambahan mulai dari pewarna, pelicin hingga pemutih yang ditambahkan dalam proses pembuatan plastik.
Bila terpapar suhu panas, bukan tidak mungkin bahan-bahan berbahaya tersebut juga bisa ikut masuk ke dalam tubuh kita.
Sayangnya, agak sulit bagi kita menemukan plastik mana yang aman digunakan untuk membuat lontong, karena di kemasan plastik jarang sekali disebutkan jenis dan bahan pembuatnya.
Apalagi kalau kita membeli lontong plastik ini di pasaran, sangat tidak mungkin bukan kita menanyakan kepada penjualnya jenis plastik yang digunakan.
Belum tentu mereka juga tahu plastik apa yang mereka gunakan untuk membuat lontong tersebut.
Maka, paling baik adalah kembali ke cara nenek moyang dengan membungkus lontong menggunakan daun pisang.
Repot sedikit tidak mengapa, asalkan kesehatan yang didapat juga sepadan.
Lontong yang dibuat dengan daun pisang juga lebih enak dan harum aromanya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari