Intisari-Online.com - Membahas tentang firaun Mesir Kuno seperti tidak ada habisnya.
Ada saja hal-hal menarik mengenaifiraun Mesir Kuno.
Salah satunya soalpatung-patung berusia 3.000 tahun dari penguburan firaun.
Banyak para arkeolog yang mencari tahu di mana orang-orang Mesir Kuno mendapatkan logam setelah peradabaan runtuh.
Pertanyaan itu muncul ketika analisis patung perunggu yang berasal dari periode perpecahan dan ketidakstabilan di Mesir kuno.
Dilansir dari haaretz.com pada Senin (1/11/2021), analisis itu menunjukkan bahwa selama waktu itu, para firaun masih mengimpor tembaga dalam jumlah besar dari gurun selatan Israel dan Yordania saat ini.
Penelitian ini menyoroti periode yang kurang dieksplorasi dalam sejarah Mesir dan Mediterania, yang mengikuti runtuhnya peradaban besar pada akhir Zaman Perunggu, sekitar 3.200 tahun yang lalu.
Ini menyoroti bagaimana bahkan dalam hubungan perdagangan internasional 'zaman kegelapan' ini tidak sepenuhnya terputus.
Namun pada kenyataannya membantu mendorong perubahan artistik dan budaya di Mesir, kata para peneliti.
Studi yang diterbitkan minggu ini di Journal of Archaeological Science: Reports, berfokus pada empat artefak pemakaman yang bertanggal sekitar 1010 SM dan digali di Tanis, sebuah kota di Delta Nil yang berfungsi sebagai ibu kota firaun di masa-masa sulit itu.
Patung-patung itu adalah bagian dari koleksi Museum Israel di Yerusalem dan dianalisis oleh konservator museum dengan bantuan peneliti dari Universitas Tel Aviv dan Survei Geologi Israel.
Artefak perunggu adalah ushabtis, patung mumi bergaya yang biasanya ditempatkan di makam Mesir kuno.
"Mereka dimaksudkan untuk berfungsi sebagai pelayan bagi almarhum di akhirat", jelas Shirly Ben-Dor Evian, kurator arkeologi Mesir di Museum Israel.
"Karena mereka tertulis dengan nama tuan atau nyonya mereka, kami tahu persis kepada siapa patung-patung itu didedikasikan, yang memungkinkan para arkeolog untuk menentukan usia mereka dengan tepat."
Setelah runtuh
Jika Anda belum pernah mendengar tentang para pemimpin Mesir ini, itu mungkin bukan hanya karena nama mereka yang membingungkan.
Meskipun ia memerintah untuk waktu yang lama, dari sekitar 1056 hingga 1010 SM, Psusennes termasuk dalam dinasti yang cukup tidak dikenal.
Sampai pertengahan abad ke-12 SM, para firaun telah memimpin sebuah imperium yang kuat yang terbentang dari Sudan hingga Siria, dan mencakup tanah Kanaan.
Setelahnya eraera firaun terkenal dari Kerajaan Baru, seperti Thutmose III, Tutankhamun, Ramses the Great, dan lainnya.
Itu juga merupakan saat ketika Mesir dan Mediterania lainnya menjadi bagian dari jaringan perdagangan internasional yang luas, yang mungkin membentang sejauh Asia Timur, dalam apa yang oleh beberapa peneliti disebut sebagai contoh awal globalisasi dari Zaman Perunggu.
Tetapi sayangnyaperadaaban kuno ini berakhir dengan kehancuran oleh krisis, yang mungkin dipicu oleh perubahan iklim, yang menyebabkan kelaparan, perang, dan ketidakstabilan di seluruh Mediterania.