Intisari-Online.com - Sudah banyak negara yang tahu terkait konflik China dan Taiwan.
Namun yang orang-orang tidak tahu adalah kejadian di balikkonflik China dan Taiwan.
Memang ada apa?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (1/11/2021),Chinadisebut salah perhitungan terkait konfliknya dengan Taiwan.
Ini karena PresidenChina Xi Jinping sedang mengejar kebijakan berbahaya di Taiwan.
Di mana kebijakan itu berisiko menarik kawasan dan dunia ke dalam spiral konflik.
Hal itu disampaikan oleh seorang anggota parlemen Taiwan.
Seorang anggota Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Nasional Taiwan, Wang Ting-yu telah bersumpah bahwa negaranya siap untuk menangkis serangan dari Republik Rakyat China jika Beijing salah perhitungan dan memicu perang habis-habisan antara kedua pihak.
"China ingin menelan Taiwan jika mereka bisa," kataWang Ting-yu.
“Jadi, sejak tahun 2013, China berusaha meningkatkan integrasi angkatan udara, angkatan laut, kemampuan mereka."
"Mereka bahkan menginvestasikan banyak anggaran di Angkatan Udara dan Angkatan Laut mereka."
"Jadi sejak itu mereka menggunakan pesawat tempur, pembom, kapal mereka untuk mengganggu Taiwan lebih agresif."
"Jadi, bagi Taiwan, ancaman Komunis Chinasebenarnya adalah semacam kehidupan sehari-hari."
"Namun, kami memahami bahwa China mereka mendapatkan kemampuan mereka hari demi hari."
"Oleh karennaya, kami harus berhati-hati, kami perlu mengawasi pergerakan mereka dengan cermat."
Wang Ting-yu melanjutkan, "Sekarang bahaya nyata di wilayah ini adalah militer China PLA (Tentara Pembebasan Rakyat)."
"Mereka terlalu kompeten, tapi mereka juga terlalu sombong."
"Jadi ketika Xi Jinping memiliki agendanya, dia ingin menjadi raja di China, dia melanggar [batas masa jabatannya] untuk tahun 2022 mendatang, dan dia meningkatkan militernya."
“Militernya berusaha meningkatkan konflik mereka yakin akan membuat konflik di Laut China Selatan, di perbatasan dekat India, dan di Selat Taiwan bahkan di Laut China Timur dekat Jepang."
"Jadi bahaya sebenarnya di kawasan ini adalah jika China salah menghitung, mereka salah menghitung situasinya."
"Mereka terlalu percaya diri, lalu berani melakukan kesalahan, maka konflik semacam itu akan menjadi bencana bagi seluruh wilayah ini dan juga dunia," pungkas anggota parlemen Taiwan itu.
Pernyataan dari pihak Taiwan itu muncul tak lama setelahstaf Gedung Putih tampaknya berjalan mundur dari komitmen Presiden Joe Biden untuk membela Taiwan dari invasi oleh China.
Janji Presiden Biden untuk mendukung Taiwan secara militer di Baltimore pada 22 Oktober 2021 telah memicu kemarahan di Beijing.
Pada akhirnya, pemerintahan Biden dilaporkan mulai"merubah" kata menjadi AS sebenarnya "tidak mengumumkan perubahan kebijakan".