Mumi Firaun Dikenal Sakral dan Mengandung Kutukan, Siapa Sangka Mumi Mesir Kuno Hanya Jadi Barang 'Mainan' Ini oleh Orang Eropa

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

(Ilustrasi) Mumi Firaun
(Ilustrasi) Mumi Firaun

Intisari-Online.com -Pada zaman Mesir kuno, kutukan cenderung dikaitkan dengan Firaun entah dia hidup atau mati.

Misteri kutukan Firaun dipercaya dapat menimpa mereka yang mengganggu pemakaman.

Tidak ada yang dapat menanamkan rasa takut lebih seram daripada rasa takut pencuri dan arkeolog yang menghadapi kutukan-kutukan di makam Firaun atau mumi-mumi lainnya.

Kutukan itu ditempatkan di pintu masuk makam untuk melindunginya orang yang mati dan agar tak diganggu atau dijarah.

Baca Juga: Tutankhamun: Putra Firaun 'Sesat' dari Mesir Kuno yang Punya Bentuk Kaki Tak Biasa, Rupanya Karena Perbuatan 'Nista' yang Umum Dilakukan Bangsawan Mesir Ini

Sekarang, kebanyakan orang hanya pernah melihat mumi Mesir asli di museum.

Tetapi di abad-abad yang lalu, mumi digunakan untuk berbagai kegunaan.

Banyak dari penggunaan dan penyalahgunaan ini berasal dari Egyptomania yang mencengkeram Eropa dan Amerika sepanjang abad ke-19.

Hal itu dipicu oleh invasi Napoleon ke negara itu pada tahun 1798 dan dipupuk oleh serangkaian penemuan arkeologis yang menakjubkan.

Baca Juga: Tahukah Anda Bahwa Firaun Mesir MungkinGemuk? BahkanFiraun Tutankhamun Punya Bentuk Kaki yang Tak Biasa, Semua Karena Kebiasaan Buruk Orang-orang Mesir Kuno Ini

Pada tahun 1830-an, orang Eropa Barat dan Amerika kelas atas mulai membanjiri Mesir untuk mencari harta karun, dan mumi menjadi simbol daya pikat eksotis seluruh negeri.

Digunakan untuk apa saja mumi Mesir?

1. Obat

Kelihatannya aneh, orang-orang di Eropa modern awal sering melakukan semacam kanibalisme untuk kesehatan.

Baca Juga: Sungguh Pilu Nasib Istri Firaun Tutankhamun Setelah Dia Meninggal, Terpaksa Menikahi Orang yang Tak Disukainya hingga Jejaknya Terhapus dalam Sejarah

Menurut sejarawan Richard Sugg , "Sampai akhir abad ke-18, tubuh manusia adalah agen terapi yang diterima secara luas."

"Perawatan paling populer melibatkan daging, tulang, atau darah, bersama dengan berbagai lumut yang kadang-kadang ditemukan di tengkorak manusia."

Mumi, sering dijual sebagai "mumi," dioleskan ke kulit atau bubuk dan dicampur ke dalam minuman sebagai pengobatan untuk memar dan penyakit lainnya.

Keyakinan itu mungkin berasal dari orang-orang kuno seperti Pliny the Elder, yang menulis bahwa bitumen yang digunakan untuk membalsem mumi menawarkan kekuatan penyembuhan.

Baca Juga: Memang Tujuannya Adalah Membawa Kekayaannya Menuju Akhirat, Tapi Benda-benda Aneh dan 'Gila' yang Ditemukan di Makam Para Firaun Ini Malah Justru Membuat Akhirat Terasa Tidak Sakral

Sugg mengatakan bahwa penganutnya termasuk Raja Prancis Francis I, serta Francis Bacon, yang menulis bahwa "mumi memiliki kekuatan besar dalam menghentikan darah."

Mumi menjadi bisnis besar sehingga ada perdagangan mumi palsu—terbuat dari penjahat yang dieksekusi, budak, pengemis, dan unta—hanya untuk memenuhi permintaan, seperti pasar obat-obatan palsu saat ini.

2. Pesta

Butuh ide tema untuk kumpul-kumpul berikutnya?

Mengapa tidak mengambil satu gulungan (atau kain lap?) dari zaman Victoria dan mengadakan pesta pembukaan gulungan mumi.

Menurut Rogers, pembukaan mumi sebagai acara sosial benar-benar dimulai di Inggris mulai tahun 1820-an, berkat seorang pemain sirkus yang menjadi penjual barang antik bernama Giovanni Belzoni.

Pada tahun 1821, ia mengadakan pembukaan mumi secara terbuka sebagai bagian dari pameran barang antik Mesir di dekat Piccadilly Circus. Acara ini terbukti sukses besar—lebih dari 2000 orang hadir pada hari pembukaan saja.

Salah satu penonton adalah ahli bedah dan sarjana London Thomas Pettigrew, yang begitu terpikat pada tontonan itu sehingga dia mulai mengadakan acara publiknya sendiri.

Baca Juga: Pantas Saja Mumi Firaun Tutankhamun 'Abadi' hingga Ribuan Tahun hingga Bikin Ilmuwan Bingung, Terkuak Rahasia Besar Formula Mumifikasi Mesir yang Mengejutkan Ini

3. Warna Cat

Kedengarannya seperti mitos urban, tetapi sebenarnya tidak.

Mulai sekitar abad ke-16, pigmen warna yang disebut mummy brown, terbuat dari mumi yang digiling.

Menurut cendekiawan Philip McCouat , pada tahun 1712 "sebuah toko perlengkapan seniman yang disebut 'A La Momie' dibuka di Paris, menjual cat dan pernis serta bubuk mumi, dupa, dan mur."

Agar adil, tidak semua orang tahu dengan apa mereka melukis.

Ketika seniman Edward Burne-Jones mengetahuinya, dia mengadakan pemakaman kecil untuk sebuah tabung cat di kebun belakangnya.

Baca Juga: Satu Per Satu Tumbang Setelah Membuka Peti Mati Terkutuk Firaun, Justru Hal Inilah yang Diduga Jadi Biang Kerok Kematian Peneliti, Bukan Karena Kena Kutukan

(*)

Artikel Terkait