Sungguh Pilu Nasib Istri Firaun Tutankhamun Setelah Dia Meninggal, Terpaksa Menikahi Orang yang Tak Disukainya hingga Jejaknya Terhapus dalam Sejarah

Tatik Ariyani

Penulis

(ilustrasi) Howard Carter dengan mumi Firaun Tutankhamun.

Intisari-Online.com -Firaun Mesir, Tutankhamun, meninggal ketika dia baru berusia 19 tahun.

Dia meninggalkan istrinya yang berusia 19 tahun, Ankhesenamun, yang merupakan anggota keluarga kerajaan terakhir yang masih hidup.

Kematian Tutankhamunmenempatkan Ankhesenamun dalam posisi yang berbahaya.

Melansir The Great Courses Daily (14 Desember 2020), Ankhesenamun takut dan dalam upaya untuk memastikan kelangsungan hidupnya, dia mencari bantuan raja Het.

Baca Juga: Tahukah Anda Bahwa Ramses II, Salah Satu Firaun Mesir, Miliki 96 Anak? Inilah 11 Fakta Menarik Firaun Mesir yang Terkenal dan Masih Menjadi Misteri

Sayangnya, rencana Ankhesenamun untuk menerima bantuan dari raja Het gagal ketika sang pangeran dibunuh di perbatasan Mesir.

Petunjuk dari Makam Tutankhamun

Makam Firaun Tutankhamun memberikan beberapa petunjuk tentang kematian mendadaknya di usia yang sangat muda.

Dinding makam buru-buru dicat bukannya diukir. Makam itu harus disiapkan dengan cepat dalam waktu 70 hari, tetapi ada bukti bahwa Tutankhamun dikuburkan.

Baca Juga: Jadi Alat Ramses II untuk MemburuNabi Musa, Siapa Sangka Ilmu Sihir Mesir Kuno Juga Pernah Dipakai Pembunuhan Firaun Ramses III Oleh Komplotan Pendeta dan Gundik Ini

Tutankhamun terlihat di kereta luncur saat roda akan masuk ke pasir. Kereta luncur ditarik oleh 10 pejabat istana.

Lukisan-lukisan di makam menunjukkan para pejabat mengenakan ikat kepala putih sebagai tanda berkabung.

Namun, ada satu pejabat yang hilang dari lukisan ini yakni seorang wazir tua bernama Aye yang melayani Tutankhamun dan penasihat istrinya.

Ada adegan lain di makam yang menunjukkan Tutankhamun sebagai mumi. Dia berpakaian putih seperti Osiris, dewa kematian.

Dia dibungkus untuk menunjukkan bahwa dia sekarang bersama Osiris dan akan dibangkitkan.

Wazir Aye terlihat mengenakan kulit macan tutul dan, di tangannya, ia memiliki alat yang disebut adze.

Instrumen ini adalah pegangan kayu dengan ujung logam.

Aye menyentuh mulut mumi Tutankhamun dengan kapak yang melambangkan upacara “membuka mulut”.

Baca Juga: Kisah Janissari Utsmaniyah yang Begitu Ditakuti, Nekat Gunakan Gigi sebagai Ganti Peluru untuk Menyerang Prajurit Turki

Dengan melakukan ini, Aye memberikan nafas pada mumi tersebut sehingga dia bisa makan dan berbicara di dunia berikutnya dan bisa mengucapkan mantra sihir untuk bangkit di dunia berikutnya.

Kulit macan tutul yang dikenakan oleh Aye menunjukkan bahwa ia bertindak sebagai imam besar dengan memberikan kehidupan kepada Tutankhamun.

Namun, jika diperhatikan dengan seksama, dapat dilihat bahwa Aye juga mengenakan mahkota Mesir di kepalanya.

Bagaimana Aye Menjadi Raja Mesir?

Penting untuk diingat bahwa Aye bukan dari darah bangsawan; dia adalah orang biasa. Jadi, bagaimana dia menjadi raja Mesir?

Ada kemungkinan besar dia menikahi janda Tutankhamun, Ankhesenamun.

Ini akan menjelaskan mengapa ratu takut. Dia tidak ingin menikah dengan orang biasa setelah kematian suaminya dan untuk menghindari nasib seperti itu, dia meminta bantuan raja Het.

Aye mungkin orang biasadanAnkhesenamun takut akan dipaksa menikah dengannya.

Baca Juga: Lokal Satanic di Indonesia, Ketika Seorang Gadis yang Lolos dari Sekte Setan Ini Bocorkan Ritualnya, Dia Dipaksa Minum Darah dan Daging Manusia

Ada kemungkinan besar bahwa Aye-lah yang mensponsori pembunuhan pangeran Het.

Bukti yang Menunjukkan Aye Menikahi Ankhesenamun

Pada tahun 1930-an, Profesor Percy Edward Newberry, seorang ahli Mesir Kuno, sedang melihat-lihat toko barang antik, Toko Blanchard di Kairo, ketika dia menemukan cincin jari kuno.

Profesor Newberry, sebagai Egyptologist, bisa membaca hieroglif.

Cincin itu memiliki nama dua orang dalam cartouche ganda bersama-sama.

Aye adalah salah satu nama dan Ankhesenamun adalah yang lain. Ini berarti bahwa mereka sudah menikah.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Aye menjadi Raja Mesir dengan menikahi Ankhesenamun.

Profesor Newberry mengatakan Aye akhirnya meninggal. Dia memiliki makam, dan di makamnya, akan ada gambar ratunya.

Ratu ini seharusnya Ankhesenamun karena begitulah cara Aye menjadi raja Mesir—dengan menikahinya.

Namun, jika seseorang pergi ke makam Aye di Lembah Barat, hal pertama yang akan diperhatikan adalah bahwa setiap jejak Aye dan ratunya telah terhapus.

Aye telah dihilangkan dari pahatan dinding untuk beberapa alasan.

Tapi ada cukup banyak hieroglif yang tersisa sehingga orang bisa tahu ke mana nama ratu seharusnya pergi.

Tepat di atas salah satu cartouch tertulis, "henet werit," yang berarti istri agung yang mengacu pada ratu.

Ketika Aye berada di Amarna bersama Akhenaten, dia memiliki seorang istri bernama Tiye—bukan Ratu Tiye, hanya Tiye.

Itu adalah nama di cartouche yang telah dihapus.

Ankhesenamun tidak muncul di mana pun. Dia bahkan tidak ada di dinding makam Tutankhamun.

Alasan mengapa dia tidak muncul di makam Tutankhamun adalah karena Aye bermaksud menikahinya, dan dia tidak berniat untuk menempatkannya di dinding makam Tutankhamun untuk selamanya.

Artikel Terkait